Museum Sasana Wiratama : Monumen Diponegoro

Tidak sulit untuk mengenali siapa pemimpin di antara sekelompok prajurit yang tengah bertarung melawan penjajah Belanda. Jubah putihnya membungkus badannya yang telah ditempa dengan latihan keras sementara sorban putih di kepalanya menandakan kegigihannya untuk berjuang membela rakyatnya sampai titik darah penghabisan. Bukan satu atau dua perang saja yang pernah dilewatinya melainkan belasan perang melawan musuh yang sama. Bukan rakyat biasa melainkan berdarah ningrat dan merupakan keturunan langsung dari Raja Yogyakarta. Namun kesederhanaannya membuatnya lebih memilih untuk hidup bersama rakyat jelata. Adalah Pangeran Diponegoro yang tidak lain merupakan satu diantara pahlawan nasional paling dikenal oleh rakyat Indonesia dan disegani oleh Belanda saat itu. Bahkan, Belanda harus menggunakan taktik kotor untuk menyingkirkannya.

Museum Sasana Wiratama dan Sejarahnya

Lahir lebih dari dua ratus tahun silam di Jogja tepatnya 11 November 1785, Pangeran Diponegoro mempunyai nama kecil yakni Bandoro Raden Mas Ontowiryo yang kemudian berubah menjadi Kanjeng Pangeran Diponegoro ketika telah dewasa. Jasanya selalu dikenang hingga saat ini dan hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan Museum Sasana Wiratama di Yogyakarta. Juga dikenal dengan Monumen Diponegoro Jogja, museum ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Letaknya tidak jauh dari pusat kota, hanya berjarak sekitar 4 km saja. Museum ini dibangun di atas tanah seluas 2,5 hektar yang sekarang dikelola oleh ahli waris langsung dari Pangeran Diponegoro yakni Raden Ayu Kanjangteng Diponegoro.

Mulai dibangun sejak 19 Agustus 1969, museum wisata sejarah yang kini menjadi milik Keraton Yogyakarta itu merupakan bangunan pringgitan dan menyatu dengan bangunan lain yakni pendopo berlokasi di tengah kompleks. Nama Sasana Wiratama sendiri mempunyai arti yakni tempat prajurit.

Museum Sasana Wiratama dan Pahatan Relief

Museum Sasana Wiratama, Museum Perjuangan Yogyakarta dibangun dengan desain arsitektur yang menarik. Salah satu fitur khasnya adanya pahatan relief yang menghias dindingin pringgitan. Pahatan itu mempunyai tinggi 4 meter dan lebar 20 meter dan menceritakan mengenai keadaan Desa Tegalrejo, tempat Pangeran Diponegoro dulu tinggal, yang tentram dan damai. Pahatan tersebut juga menceritakan mengenai perang yang telah dilalui oleh Pangeran Diponegoro hingga akhirnya beliau tertangkap oleh Belanda di Magelang. Adalah Dr. Saptoto yang memahat dinding tersebut dibantu oleh beberapa asistennya termasuk Askabul, Sokodiharjo dan Sutopo. Terdapat juga lukisan diri Pangeran Diponegoro yang menawan pada kedua sisi monumen. Di sebelah barat, lukisan Pangeran Diponegoro terlihat tengah menunggang kuda sedangkan di sebelah timur, Pangeran Diponegoro terlihat sedang siap untuk berperang.

Museum Sasana Wiratama Menyimpan Peninggalan Asli Pangeran Diponegoro

Terdapat satu bagian bangunan Museum Sasana Wiratama Jogja yang merupakan peninggalan asli dari Pangeran Diponegoro yakni sebuah tempat berwudhu yang dulu kerap digunakan oleh Pangeran atau disebut sebagai Padasan dalam bahasa Jawa. Padasan ini dapat ditemukan di depan Pendopo. Selain itu, terdapat juga peninggalan asli yang lain yakni tempat minum dan makan kuda-kuda milik Pangeran atau kerap disebut sebagai Batu Comboran yang terletak di bagian tenggara pendopo.

Barang Peninggalan Laskar Diponegoro

Lebih dari dua ratus tahun silam, Laskar Diponegoro termasuk salah satu yang paling disegani dan ditakuti oleh Belanda. Kala itu, senjata yang digunakan oleh lascar Diponegoro beraneka ragam mulai dari panah, keris, pedang dan tombak. Saat ini, senjata tradisional tersebut masih banyak tersimpan di Museum Sasana Wiratama. Tercatat kurang lebih terdapat 100 buah peninggalan laskar Diponegoro yang tersimpan apik di dalam museum. Beberapa di antaranya adalah bandil atau martil yang dibuat dari besi, candrasa atau senjata tajam berbentuk tusuk konde dan patrem yakni senjata khusus prajurit perempuan.

Terdapat juga barang peninggalan yang dulu digunakan sehari-hari misalnya canting yakni alat untuk membatik, kacip yakni alat membelah pinang, teko bringsing serta kecohan atau tempat untuk membuang ludah yang digunakan oleh mereka yang merokok sirih.

 

Dengan berbagai koleksi yang dimilikinya, Museum Sasana Wiratama jelas jadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Jogja. Beberapa museum lain yang di masuk dalam dafter museum Jogja terbaik yang wajib dikunjungi adalah Museum Ulen Sentalu, Museum Nasional dan masih banyak lagi.

Alamat                                  : Jl. HOS Cokroaminoto TR III/430 Tegalrejo

No Telepon                        :  +62 274 622668

Koordinat GPS   : -7.787172, 110.351502