Begini Caranya Telaga Jonge Pukau Anda dan Keluarga

Gunungkidul selalu punya pesona untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke tempat- tempat wisata yang ada di kabupaten ini. Bagaimana tidak, banyak sekali jenis wisata yang dapat dinikmati di wilayah ini, hampir semuanya ada. Mulai dari wisata menjelajah perut bumi seperti goa- goa dan sungai bawah tanah kemudian ke pantai hingga perbukitan dan pegunungan tersedia.

 

Belum lagi wisata budaya dengan desa wisatanya yang sering menampilkan kesenian tradisional dan kegiatan khas pedesaan. semua itu bisa didapatkan dengan biaya yang masih sangat terjangkau.  Bahkan sekarang ada yang sedang hits seperti objek wisata Bengawan Solo Purba, Jogja Sunset Park, dan Wisata Telaga Jonge.

Mengenal Telaga Jonge

 

Beberapa waktu lalu sebelum banyak ditemukannya aliran sungai bawah tanah, Gunungkidul merupakan daearah yang dikenal tandus dan seing mengalami sulit air terlebih di musim kemarau. Penduduk pun mencari alternative sumber air dengan memanfaatkan potensi desa setempat yang bisa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air. Telaga Jonge adalah salah satu tempat yang dapat diandalkan oleh para warga sekitar sebagai sumber air. Tak hanya itu telaga ini pun sering dijadikan tempat untuk mencari ikan, mencari rumput untuk ternak, dan kayu bakar di sekitar lokasi.

 

Sejarah Kyai Jonge adalah legenda yang melatarbelakangi adanya misteri Telaga Jonge. Dikisahkan pada jaman dahulu ada beberapa prajurit dari Kerajaan Mataram yang melarikan diri dari peperangan dengan Kerajaan Demak. Mereka berpencar untuk bersembunyi.  Salah satu prajurit itu memilih berlindung di suatu desa bernama. Prajurit itulah bernama Mbah Jonge. Mbah Jonge seorang yang sangat baik sehingga penduduk pun senang dengan kehadirannya.

 

Misterinya adalah para warga tidak tahu kapan Mbah Jonge wafat, tapi ada sumber yang mengatakan bahwa beliau moksa kemudian berada di tengah telaga. Air di telaga ini pun tidak pernah kering hingga sekarang. Banyak yang mempercayai bahwa itu karena Mbah Jobge. Bahkan pernah dilakukan pengerukan di tahun 1997 dan memang terdapat cungkup makam ditengahnya.

 

Lokasi Telaga Jonge

 

Telaga Jonge terletak di Dukuh Jonge, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Lokasinya bisa diakses dari Yogyakarta menuju Wonosari dengan melewati jalan utama Yogya- Wonosari. Telaga ini terletak sejauh 7km di timur kota Wonosari.  Bila terdapat kesulitan mendapatkan lokasinya pengunjung dapat mengandalkan bantuan Google Maps menuju Kecamatan Semanu. Telaga Jonge berjarak sekitar 5km dari kecamatan ini.

 

Kelebihan Telaga Jonge

 

Pesona yang ditawarkan Telaga Jonge adalah keindahan hamparan telaga yang airnya menyegarkan dikelilingi oleh padang luas dan hutan yang rimbun.  Telaga ini memiliki luas sekitar 5ha. Dengan area seluas ini maka pengunjung bisa leluasa melakukan berbagai aktivitas seperti wahana mainan air, jogging, atau sekedar duduk- duduk santai di pendopo menikmati suasana.

 

Pengunjung bisa datang ke telaga di pagi hari atau sore hari. Tentunya suasana yang dirasakan sangat berbeda. Bila datang di pagi hari, pengunjung dapat melihat pemandangan kabut yang menyelimuti telaga kemudian diterpa berkas scahaya matahari yang terbit menimbulkan suasana syahdu dan mistis. Bila pengunjung datang di sore hari tentu suasana yang didapat adalah kesegaran angin semilir dari rindangnya pepohonan di hutan sekitar telaga. Sangat cocok untuk bersantai sembari menikmati kopi dan cemilan hangat.

 

Keunikan lain adalah adanya agenda “Besik Tlogo Jonge” yaitu suatu tradisi menurun yang masih dilakukan oleh penduduk setempat sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah sumber air yang tak pernah kering.  Agendanya berupa kirab budaya dengan Telaga Jonge sebagai akhir pemberhentiannya disambung dengan kesenian reog dan jathilan dengan sajian khas gulai kambing.

 

Fasilitas Telaga Jonge

 

Masyarakat sekitar Telaga Jonge sudah sadar wisata. Melihat besarnya potensi yang dimiliki desanya ini maka beberapa fasilitas umum dibangun di sekitar telaga seperti jogging track, pendopo, gazebo, dll.

 

Demi menghormati dan menjaga kelestarian telaga maka terdapat larangan bila sedang berada di lokasi yaitu tidak boleh berbicara kotor, dan tidak berbuat hal yang tidak baik. Sebaiknya para pengunjung menjaga diri dari hal yang merugikan diri sendiri serta kelestarian tempat wisata.