Museum Batik Yogyakarta 1.200 koleksi batik Dan Perlengkapannya

“Ini adalah batik motif Gringsing Bintang Purnama yang dikenakan oleh KRAy Pintoko Purnomo, istri bertama dari Sri Sultan Hamengkubowono IX. Sedangkan batik motif Sisik Kapal Api dikenakan oleh KRAy WIndyaningrum, istri kedua dari Sri Sultan HB IX” terang Poeroboyo, pengurus Museum Batik Yogyakarta menjelaskan. Wanita yang tidak lain adalah menantu dari Sri Sultan HB VIII ini telah beberapa tahun dipercaya mengurus salah satu museum milik Keraton Kasultanan Yogyakarta. “Batik Kotak Nitik Hibah di sebelah sana pernah dikenakan oleh BRAy Hadikusumo” imbuh Poeroboyo.

Ratusan Koleksi Batik Terlengkap di Indonesia yang berbeda dan telah ada selama beberapa generasi tersimpan apik di dalam museum terutama koleks motif batik kesukaan Sri Sultan dan keluarga kerajaan. Berjejer motif batik yang cantik dengan gaya khas Yogya meneduhkan mata setiap pengunjung. Setiap motif tidak hanya berbeda dalam penampilan tetapi juga makna yang terkandung di dalamnya. Dalam masyarakat Jawa, motif batik mengandung filosofi tersendiri yang dipercaya dapat memperkuat aura tertentu dari pemakainya.

Sejarah Museum Batik Yogyakarta

Menjadi bagian dari Keraton Yogyakarta, museum yang didirikan pada 22 Mei 1977 ini masih berada di dalam lingkungan keraton. Hampir sebagian besar pengunjung keraton pasti menyempatkan diri untuk berkunjung ke museum ini untuk melihat koleksi batik Keraton. Siang itu di hari Minggu, Museum Batik Yogyakarta terlihat lebih ramai dari hari biasa. Pengunjung silih berganti memasuki ruangan museum dan mengagumi lebih dari 400 koleksi kain batik dengan motif yang berbeda. Diprakarsai oleh keluarga Hadi Nugroho, museum ini kini menjadi salah satu wisata budaya Jogja yang banyak diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Beberapa pemandu wisata terlihat sibuk melayani serbuan pertanyaan dari pengunjung yang penasaran dengan sejarah dan makna di balik setiap motif batik.

Menilik sejarah museum Tempat Koleksi Batik Di Jogja, sebenarnya cukup unik. Jumlah koleksi batik yang dimiliki oleh museum ini tidak langsung banyak pada awalnya melainkan bertambah sedikit demi sedikit. Keluarga Hadi Nugroho yang tidak lain merupakan pemrakarsa pendirian museum ini mengumpulkan kain batik sedikit demi sedikit berawal dari koleksi batik kerabatnya sendiri termasuk eyang, orang tua dan generasi terdahulu. Setelah beberapa tahun berlalu, koleksi batik mulai bertambah banyak bahkan tidak sedikit koleksi yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. Di Jogja dan beberapa daerah lain di Indonesia, batik bukan sekedar kain. Batik adalah bagian dari budaya yang memiliki filosofi tersendiri. Batik juga merupakan bagian dari jati diri.

Selain museum batik ini, Jogja juga punya sejumlah museum lain bernilai budaya yang tinggi diantaranya museum biologi, museum wayang kekayon Yogyakarta, museum pendidikan Indonesia.

Koleksi Batik di Museum Batik Yogyakarta

Jumlah koleksi batik di Museum Batik Yogyakarta mencapai lebih dari 400 lembar. Diantaranya terdapat koleksi batik tertua yang telah ada sejak tahun 1700 dan kini masih dalam kondisi yang apik tersimpan rapi di antara koleksi berharga di dalam museum. Beberapa daerah yang turut menyumbangkan koleksi batiknya adalah Indramayu, Solo, Pekalongan dan masih banyak lagi. Jenis koleksi kain yang ada meliputi kain panjang atau yang biasa disebut “jarik” dalam bahasa Jawa, sarung, pakaian, dan lain sebagainya. Di museum ini juga tersimpan koleksi sulaman tangan terbesar yang mendapat penghargaan dari MURI. Sulaman yang berukuran 90 cm x 400 cm ini kerap menyedot perhatian pengunjung karena ukurannya yang besar.

Tidak hanya menyimpan koleksi kain batik dan sulaman, Museum Batik Yogyakarta juga menyimpan koleksi peralatan membatik seperti canting, cap batik, anglo, pacar air, pewarna alam, wajan, mengkudu, kulit pohon, getak pohon pinus dan kayu pohon tegeran. Terdapat juga koleksi batik yang berasal dari luar negeri diantaranya Batik Karya desainer Oey Soe Tjoen asal Cina dan Batik karya Van Zuylen asal Belanda.

Pengunjung yang ingin menjajal membuat batik bisa memuaskan rasa penasarannya disini. Museum ini menyediakan Workshop Batik dengan tariff hanya Rp. 40.000 per orang. Setiap peserta mendapat kesempatan untuk membuat motif batik dengan menggunakan peralatan tradisional. Workshop berlangsung cukup singkat hanya sekitar 2-3 jam namun peserta akan bisa belajar bagaimana membatik secara tradisional. Siapa tahu ketika kembali ke rumah masing-masing dari Museum Batik Yogyakarta, peserta bisa membuat batik sendiri.

Alamat                  : Jl. Dr. Sutomo

Koordinat GPS   : -7.796886, 110.377307

No Telepon        : (0274) 562338

Tiket Masuk       : Rp. 5.000 (Lokal) dan Rp. 15.000 (mancanegara)

Tiket Kamera     : Rp. 1.000