Menu Tradisional Unik ala Raminten House
Sosok bersanggul dengan kebaya khas Jogja dan berkacamata terlihat mencolok dan mencuri pandang setiap mata yang melaluinya. Dikenal dengan nama Raminten, sosok itu tidak lagi asing bagi pecinta acara Pengkolan yang dulu hadir di TVRI Jogja. Acara dagelan Jawa menampilkan Raminten dan sosok tradisional lain yang diputar setiap minggu selalu berhasil mengundang gelak tawa dari penontonnya. Gayanya yang seperti banci dengan gaya bicara yang kewanita-wanitaan namun proporsi tubuh kekar menjadi ciri khasnya. Bahkan hingga sekarang ketika acara tersebut sudah tidak diputar lagi, sosok Raminten masih terpatri kuat di ingatan penduduk Jogja.
Kini Raminten bukan lagi dikenal sebagai sosok penghibur acara dagelan merk restoran unik terkenal yang hanya ada di Jogja. Terletak di tengah kota hanya 10 menit dari Maliboro, Raminten House menjadi salah satu ikon Jogja yang diburu wisatawan dan masyarakat Jogja sendiri. Berdiri pada 26 Desember 2008, Raminten Jogja kini jadi incaran ribuan wisatawan setiap minggunya. Bahkan di akhir pekan pengunjung rela mengantri berjam-jam hanya untuk bersantap dan menikmati suasana khas Jawa di restoran Tempat Wisata Kuliner Jogja.
Raminten House dan Hamzah Mirota
Sebagian orang mungkin belum tahu bahwa ternyata pemilik dan pendiri Raminten House tidak lain adalah pemilik Mirota Batik. Kecintaan Hamzah pada budaya dan tradisi Jawalah yang membawanya pada titik dimana dia berkeinginan membuat restoran bergaya Jawa dengan sentuhan tradisi Jawa yang kuat. Maka dibangunlah Raminten Malioboro yang ternyata kini sangat booming. Meskipun dibangun di saat Hamzah menikmati masa pensiun, namun restoran ini dibangun dengan kerja keras masih di dalam kompleks rumah yang ditinggalinya. Restoran ini dibangun dengan harapan agar Hamzah tidak merasa kesepian ketika pensiun.
Budaya Jawa di Raminten House
Bukan hanya sekedar makanan dan minuman yang dijual di Raminten House tetapi juga budaya Jawa yang membalut setiap detil pelayanan Raminten. Di pintu masuk, pengunjung disambut oleh pelayan laki-laki dan perempuan yang berbalut busana Jawa, kemben dan jarik untuk pelayan perempuan dan beskap untuk pelayan laki-laki. Sebuah kereta kuda Jawa dengan ornament cantik dan berkilauan berada di salah satu sudut bagian depan restoran. Rupanya, Hamzah juga merupakan penggemar kuda dan kereta antik yang dulu kerap digunakan di keraton. Di seluruh sudut restoran, wewangian tradisional dan dupa cukup mendominasi yang menjadi ciri khas seperti yang ada di Mirota Batik. Bagi kebanyakan orang, wewangian ini memberikan efek menenangkan sehingga membuat betah pengunjung yang menghabiskan waktu di Raminten.
Sego Kucing 1.000 Rupiah di Raminten
Bukan restoran jika tidak punya menu andalan. Raminten pun demikian. Jogja yang identik dengan angkringan pun ditampilkan di restoran modern ini. Salah satu menu yang paling banyak dipesan tidak lain adalah Sego Kucing atau nasi Kucing. Sebagian pengunjung mungkin bingung bagaimana menu ini dikemas dengan nama Sego Kucing. Ternyata, makanan yang terdiri dari nasi porsi kecil, ikan bandeng porsi kecil dan sambal ini dinamakan sego kucing karena porsinya yang kecil sesuai dengan porsi makan kucing yang sedikit. Dibanderol dengan harga hanya 1.000 rupiah saja, menu ini laris manis. Nah, khusus untuk pengunjung dengan kuota lambung yang lebih dari biasanya, Raminten House menyediakan Nasi Kucing Paket Double.
Selain Sego Kucing, ada beberapa menu makanan lain yang jadi andalan diantaranya Nasi Liwet dan Ayam Koteka. Hidangan Nasi Liwet sebenarnya bukan asli Jogja melainkan Solo namun hidangan ini punya cita rasa khas yang banyak disukai oleh orang. Terdiri dari nasi gurih yang dimasak dengan santan, suwiran ayam yang dimasak khusus menggunakan daun salam, telur rebur, kuning telur yang dikukus, sambal goreng dari pepaya muda dan areh gurih terbuat dari putih telur dan santan. Hasilnya adalah perpaduan nasi dengan lauk pauk yang sangat lezat.
Beda lagi dengan Ayam Koteka. Hidangan unik ini memang nyentrik begitu pula dengan penyajiannya. Dinamakan koteka karena ayam ini dimasak di dalam bambu dimana ayamnya sendiri sudah diolah dengan berbagai bumbu lezat. Rasanya gurih dan sedikit pedas sangat cocok untuk dimakan bersama seporsi nasi hangat.
Berbicara soal olahan kuliner, beberapa restoran dan warung makan lain yang wajib dikunjungi diantaranya bakmi Telap 12, angkringan Planet, gudeg mercon Mba Yuni.
Jamu Jawa ala Raminten House
Tidak hanya menu makanan yang menyita perhatian pengunjung di Raminten House tetapi juga berbagai kreasi minuman diantaranya berbagai minuman jamu tradisional aneka macam susu dan minuman lain. Seperti layaknya jamu tradisional, minuman jamu godhogan yang disajikan di Raminten juga dibuat secara tradisional. Jika jamu asli kebanyakan rasanya pahit namun tidak demikian dengan jamu di Raminten yang sudah diramu sedemikian rupa dengan ditambahkan berbagai bahan lain sehingga rasanya lebih cocok bagi anak-anak muda. Selain jamu, minuman berukuran jumbo juga jadi andalan seperti dawet jumbo yang disajikan di dalam mangkok khusus berbahan kaca yang berukuran besar atau es kelapa muda jumbo. Satu porsi minuman jumbo bahkan cukup untuk dua hingga tiga orang karena porsinya yang sangat banyak.
Saat ini, Raminten House sudah tersedia di 3 lokasi berbeda termasuk Raminten Jogja Jalan Kaliurang. Meskipun berbeda lokasi, tetapi ciri khas Raminten tetap sama begitupun seluruh hidangannya.
Alamat : Jl. Faridan Muridan Noto Nomor 7, Kotabaru, Gondokusuman
Koordinat GPS : -7.785180, 110.371635
No Telepon : (0274) 547315