10 Keunikan Masjid Gedhe Kauman dan Sejarah Berdirinya

Bangunan bergaya Jawa dengan kubah dan ukiran cantik terlihat gagah berdiri di tengah tanah lapang. Seakan menjadi oase di sekitaran gurun yang kering, Masjid Kauman Jogja membiarkan pintunya terbuka untuk setiap umat manusia yang mencari keteduhan dari sang Pencipta. Bukan hanya sekedar tempat ibadah bagi umat Islam, namun masjid ini juga menjadi satu dari sekian simbol Kerajaan Islam Nusantara sejak berdiri pada tahun 29 Mei 1773 yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.  Mempesona di luar dan di dalam, mungkin kesan tersebut yang muncul di benak setiap orang yang menyempatkan untuk melaksanakan ibadah di dalam masjid ini.

Mengenai Masjid Kauman Yogyakarta

Dikenal juga dengan nama Masjid Agung Jogja, Masjid Kauman Jogja ini dibangun di area yang masih merupakan milik Keraton Yogyakarta. Meski letaknya sedikit ke barat dari alun-alun Utara dan juga di sebelah barat daya dari daerah keraton, Masjid ini dinamakan Masjid Kauman karena letaknya berada di kamung Kauman di kelurahan Ngupasan. Ada banyak nama yang diasosiasikan dengan masjid ini. Sering disebut sebagai Masjid Besar atau Masjid Gedhe Kauman Jogja, lokasii masjid ini cukup luas.. Dan ini menjadi salah satu aspek utama yang menjadi daya tarik tempat ini. Karena tempatnya yang cukup luas, tidak heran jika masjid ini masih sering digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, terutama saat hari raya kurban atau Lebaran. Meskipun masjid ini sering menjadi tempat tujuan wisata, hal ini tidak menganggung fungsinya sebagai tempat peribadatan. Fungsi utamanya masih terjaga meski ada beberapa fungsi baru yang timbul.

Hal terunik ketiga mengenai masjid ini adalah luasnya tanahnya. Dengan tanah seluas 16000 meter persegi dan luas bangunannya sendiri mencapai 2.578 meter persegi, masjid ini dapat menampung 1500 jamaah dengan leluasa. Tidak heran jika pada hari besar keagamaan, masjid ini akan penuh dengan jamaah dan kegiatannya pun akan cukup banyak dan sibuk.

Sejarah Berdirinya Masjid Agung

Pembangunan masjid ini diprakarsai dan diawasi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada ahun 1773.  Ada dua tokoh besar Yogya yang saat itu sangat berperan besar, yaitu Kiai Faqih Ibrahim Diponingrat dan Sri Sultan sendiri. Pengerjaannya dipercayakan kepada Kiai Wiryokusumo yang terkenal karena kemampuan bidang arsitekturnya. Tidak heran jika struktur asli masjid ini masih terjaga, bahkan maketnya pun masih tersimpan  baik di dalam keraton. Ini hal unik keempat mengenai Masjid Agung ini. Pada awalnya, masjid ini tidaklah sebesar sekarang. Tapi karena jumlah jamaah yang sering membludak, akhirnya pada tahun 1775, masjid ini diperluas dengan pembangunan serambi, Pada awalnya, masjid ini tidak memiliki gerbang sama sekali. Gerbang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Wubowo V dan masih kokoh sampai sekarang.

Hal-hal Menarik

Hal menarik kelima adalah lengkapnya fasilitas di area masjid. Mulai dari tempat parkir, kamar mandi yang bersih, perpustakaan, tempat penitipan sepatu, radio dakwah, kantor multimedia, dan lainnya. Tidak hanya masjid ini berfungsi lengkap sebagai pusat kegiatan keagamaan, aktivitasnya pun mengikuti kemajuan bangsa yang modern. Hal menarik keenam adalah mudahnya akses menuju masjid ini. Karena letaknya yang tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, Anda bisa mengunjungi masjid ini ketika berkunjung  ke keraton juga.

Hal menarik lainnya adalah bentuk bangunan masjid yang memiliki ciri khas bangunan keraton dan lengkap dengan suasananya. Selanjutnya, bentuk atap yang khas memiliki filsafatnya sendiri, di mana tumpang tiga mencerminkan tiga tahapan dalam hidup manusia: Syariat, Makrifat, dan Hakekat. Hal menarik ketujuh adalah fakta bahwa ada beberapa bagian masjid yang sudah diubah dan direnovasi karena masjid pernah rusak akibat gempat bumi. Selanjutnya, adanya batu kali putih yang dipasang di dinding tanpa menggunakan semen atau bahan pelekat lainnya sangat menarik. Kayu jati yang berusia lebih 200 tahun pun digunakan sebagai penopang utama, dan kondisinya masih sangat baik. Belum lagi masjid ini dilengkapi oleh ornament-ornamen menarik yang membuatnya tampak mirip museum.

Mengikuti Wisata Religi

Jika Anda tertarik untuk mengikuti wisata religi, ada beberapa masjid terkenal yang bisa Anda kunjungi. Lagipula, Yogya memang terkenal dengan beberapa masjidnya, yang beberapa diantaranya berasal dari masa lalu yang cukup lampau. Dengan mengikuti wisata religi ini, akan ada banyak pelajaran dan pengetahuan baru yang Anda dapatkan.  Masjid Soko Tunggal, misalya, masih terletak di sekitar kompleksa Kesultanan di kalan Taman 1. Jika Anda datang ke Taman Sari, masjid ini berada tepat di depan pintu masuknya.. Keunikan masjid ini adalah fakta bahwa hanya ada satu tiang penyangga utama, atau disebut juga soko guru, yang menyangga bangunan ini. Pada umumnya, bangunan dengan ciri khas Jawa membutuhkan sedikitnya empat soko guru. Namun satu soko guru saja ternyata mampu menahan keseluruhan bangunan. Bahkan bangunan ini masih bertahan sampai sekarang.

Ada lagi masjid lainnya, yaitu Masjid Gedhe Mataram yang merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Dibangun pada tahun 1587 oleh Panembahan Senopati Sutowijata, masjid ini sebetulnya masuk ke dalam wilayah kabupaten Bantul. Menemukan masjid ini tidaklah susah asalkan Anda menyusuri jalan di sekitar pasar Kotagede. Tentu saja Anda tidak harus selalu mengunjungi masjid jika ingin bersenang-senang. Mengunjungi Pusat Kerajinan Perak pun akan menyenangkan – apalagi jika Anda bisa menggabungkannya bersama kedatangan Anda ke Masjid Kauman Jogja.

 

Harga Tiket         : Gratis
Alamat                 : Jl. Kauman, Alun-Alun Keraton, Ngupasan, Yogyakarta, Kota
Koordinat GPS  : -7.803895, 110.362398
No Telepon        : (0274) 373622