Sumur Jalatunda merupakan salah satu destinasi wisata alam yang unik dan penuh nilai geologis di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Terbentuk dari kawah purba hasil aktivitas vulkanik ribuan tahun silam, Sumur Jalatunda kini menjadi lubang raksasa alami dengan diameter mencapai sekitar 90 m dan kedalaman lebih dari 100 meter. Keunikan bentuknya yang menyerupai sumur besar di tengah tebing tinggi, serta lokasinya yang berada di kawasan pegunungan dengan udara sejuk, menjadikan tempat ini menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan umum maupun peneliti geologi.
Kondisi Geografis
Terletak sekitar 12 km dari pusat kawasan wisata Dieng , Sumur Jalatunda menawarkan panorama alam yang eksotis dengan suasana tenang dan jauh dari keramaian. Kawasan ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang ditumbuhi vegetasi alami, menciptakan kesan alami dan belum tersentuh modernisasi. Untuk mencapai area utama, pengunjung harus menaiki lebih dari 250 anak tangga menuju gardu pandang yang mengarah langsung ke bibir sumur. Dari titik ini, keindahan Sumur Jalatunda dapat terlihat jelas, sebuah lubang besar berisi air berwarna kehijauan yang dikelilingi dinding batu curam. Kondisi geografis dan bentang alam sekitarnya menjadikan tempat ini tidak hanya menarik dari sisi wisata, tetapi juga dari aspek ilmiah dan konservasi.
Asal Usul Geologis
Secara geologis, Sumur Jalatunda merupakan hasil dari aktivitas vulkanik masa lampau yang terjadi di kawasan Gunung Prahu atau Dataran Tinggi Dieng. Letusan gunung api purba di wilayah ini membentuk sebuah kawah besar yang kemudian mengalami proses alami berupa erosi dan pelapukan. Seiring waktu, kawah tersebut mengerucut dan membentuk cekungan vertikal yang dalam, yang akhirnya terisi oleh air hujan dan menjadi sumur raksasa seperti yang terlihat saat ini. Proses geologi ini menjadikan Sumur Jalatunda sebagai salah satu contoh fenomena sinkhole vulkanik di Indonesia, yaitu lubang besar yang terbentuk akibat runtuhnya bagian dalam tanah atau batuan vulkanik. Keberadaannya menjadi bukti nyata dari dinamika geologi kompleks di wilayah Dieng yang hingga kini masih aktif secara tektonik dan vulkanik.
Mitos dan Cerita Rakyat
Di balik keindahan dan keunikan alamnya, Sumur Jalatunda juga dikenal karena berbagai mitos dan cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat setempat. Salah satu mitos paling populer menyebutkan bahwa siapa pun yang dapat melemparkan batu hingga mencapai sisi seberang sumur, maka permohonannya akan terkabul. Tradisi ini kerap dilakukan oleh pengunjung sebagai bentuk harapan atau doa, meskipun secara logis sangat sulit dilakukan mengingat diameter sumur mencapai sekitar 90 m dan dindingnya curam.
Selain itu, dalam kepercayaan lokal, Sumur Jalatunda kerap dikaitkan dengan dunia bawah atau alam gaib, bahkan diyakini sebagai salah satu pintu menuju Sapta Pratala—konsep dalam mitologi Jawa yang merujuk pada tujuh lapisan bumi. Beberapa cerita pewayangan juga menyebutkan bahwa tokoh-tokoh seperti Bima dan naga Antareja pernah dikisahkan berhubungan dengan lokasi ini. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang mendukung mitos-mitos tersebut, keberadaannya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari daya tarik Sumur Jalatunda, menambah nuansa mistis dan spiritual dalam pengalaman wisata para pengunjung.
Cara Menuju Lokasi
Untuk mencapai Sumur Jalatunda, pengunjung dapat memulai perjalanan dari kawasan utama wisata Dieng, seperti Kompleks Candi Arjuna atau Kawah Sikidang. Dari titik tersebut, lokasi Sumur Jalatunda berada sekitar 12 km ke arah barat, tepatnya di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Rute menuju lokasi sebagian besar melewati jalan menanjak dengan kondisi beraspal namun cukup sempit, sehingga lebih disarankan menggunakan kendaraan roda dua atau mobil berukuran kecil hingga sedang. Kendaraan jenis SUV atau minibus tinggi juga cocok digunakan, terutama pada musim hujan ketika jalanan bisa menjadi licin.
Setibanya di area parkir wisata, pengunjung masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menaiki lebih dari 250 anak tangga yang mengarah ke gardu pandang. Meski cukup melelahkan, usaha tersebut akan terbayar lunas dengan pemandangan sumur raksasa yang luar biasa dan udara pegunungan yang sejuk. Di sepanjang jalur pendakian, terdapat beberapa titik istirahat sederhana yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk berhenti sejenak.
Fasilitas Yang Tersedia
Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata Sumur Jalatunda tergolong cukup memadai untuk menunjang kenyamanan pengunjung, meskipun masih bersifat sederhana. Di area pintu masuk, tersedia lahan parkir yang dapat menampung kendaraan roda dua, mobil pribadi, hingga bus berukuran kecil. Untuk menuju ke lokasi utama, telah disediakan jalur pejalan kaki berupa tangga permanen sebanyak lebih dari 250 anak tangga, dilengkapi titik-titik istirahat bagi wisatawan.
Di sekitar area gardu pandang, terdapat gazebo atau shelter yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh dan menikmati pemandangan. Fasilitas dasar lainnya seperti toilet umum dan mushola juga tersedia di sekitar area parkir. Selain itu, terdapat warung-warung kecil yang menjual makanan ringan, minuman, serta batu dalam kantong plastik yang biasanya digunakan oleh pengunjung untuk mengikuti ritual lempar batu yang berkaitan dengan mitos setempat.
Papan informasi wisata juga dipasang di beberapa titik sebagai media edukasi mengenai sejarah, keunikan geologi, dan peringatan keselamatan. Meski belum dilengkapi pagar pengaman di sekeliling sumur, jalur evakuasi dan asuransi pengunjung telah disiapkan sebagai bagian dari upaya keselamatan. Kawasan ini umumnya dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB dengan harga tiket masuk yang cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 5.000 per orang.
Sumur Jalatunda adalah fenomena alam unik dengan pemandangan eksotis pegunungan Dieng, ukuran luar biasa, dan ceritera mitos yang menarik. Sangat cocok bagi pencinta wisata alam, terutama yang ingin merasakan nuansa magis tinggi dan tantangan tangga batu.
