Museum Sangiran.

Museum Sangiran, sebuah tempat yang menggabungkan keindahan arkeologi dan kekayaan warisan dunia, berdiri megah di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak dekat dengan situs fosil purbakala Sangiran, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, museum ini memainkan peran kunci dalam mempertahankan dan mengungkap misteri masa lalu.
Bukan hanya sekadar destinasi wisata, Museum Sangiran bersama-sama dengan situs arkeologinya menjadi sebuah panggung penelitian yang sangat penting. Menelusuri koridor waktu ke kehidupan pra-sejarah, museum ini bukan hanya menyajikan pesona bagi pengunjung, tetapi juga menghadirkan lanskap ilmiah yang menggugah keingintahuan para peneliti.
Menggali lebih dalam ke dalam sejarah, Museum Sangiran menjadi saksi bisu perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, dan Paleoanthropologi. Informasi yang melimpah di dalam museum dan situs Sangiran memberikan gambaran komprehensif tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa.
Dengan demikian, tempat ini tidak hanya menjadi perhentian bagi para wisatawan, tetapi juga menjadi pusat pengetahuan yang membentuk dan memperkaya pemahaman kita tentang sejarah manusia purba di Asia dan dunia.

Lokasi Museum Sangiran

Museum Sangiran berlokasi di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Terletak cukup megah di dalam kawasan Kubah Sangiran, museum ini membanggakan lokasinya yang istimewa di tengah-tengah kekayaan arkeologis. Kubah Sangiran sendiri menempati posisi yang memukau di Depresi Solo, dengan pemandangan luar biasa di kaki Gunung Lawu.
Jarak Museum Sangiran dari pusat kehidupan kota mencapai kurang lebih 17 km dari Kota Solo. Keberadaannya yang relatif dekat dengan Kota Solo menjadikannya destinasi yang mudah diakses oleh para pengunjung yang ingin mengetahui koleksi arkeologisnya.
Dengan luas mencapai 16.675 meter persegi, Museum Sangiran menjadi suatu kompleks yang menakjubkan. Selain sebagai tempat yang memukau, luas museum ini juga memberikan ruang yang cukup untuk menyimpan dan memamerkan artefak-artefak berharga yang mencerminkan kehidupan manusia purba di Jawa.
Dengan demikian, lokasi Museum Sangiran bukan hanya menjadi tempat untuk mengeksplorasi sejarah, tetapi juga memberikan pengalaman tak terlupakan di tengah kemegahan alam dan arkeologis yang ada.

Sejarah Museum Sangiran

Museum Sangiran, sebuah peninggalan berharga yang menghubungkan kita dengan masa lalu, telah menyaksikan sejarahnya yang kaya sejak berdirinya pada tahun 1977. Awalnya, pembangunan museum ini diilhami oleh melimpahnya penemuan benda-benda purbakala di wilayah situs manusia purba Sangiran, sebuah daerah yang menjadi pusat kehidupan manusia purba pada zaman pra sejarah.
Pada tahun 1930-an, GHR Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi Jerman yang bekerja di pemerintahan Belanda di Bandung, memulai penelitiannya di daerah Sangiran. Di sana, ia berhasil menemukan fosil Homo Erectus dan berbagai fosil binatang yang menjadi bukti kehidupan purba. Koenigswald juga berperan dalam melatih masyarakat setempat untuk mengenali fosil dengan benar, menjadikan partisipasi mereka sebagai bagian penting dalam penemuan fosil.
Sejak penelitian awalnya, hasil temuan Koenigswald dikumpulkan di rumah Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan, hingga tahun 1975. Menyadari potensi besar yang dimiliki oleh wilayah ini, muncul ide untuk mendirikan sebuah museum yang dapat menyimpan dan memamerkan penemuan berharga tersebut. Pada awalnya, Museum Sangiran dibangun dengan luas 1000 meter persegi, terletak di samping Balai Desa Krikilan.
Pada tahun 1980, Museum Sangiran mengalami perluasan signifikan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah fosil yang ditemukan dan untuk melayani kebutuhan pengunjung. Bangunan museum yang representatif, dengan luas mencapai 16.675 meter persegi, menjadi simbol kemegahan warisan arkeologis di wilayah ini.
Demikian pula, bangunan tambahan untuk museum seluas 750 meter persegi turut memberikan ruang yang lebih luas untuk mengakomodasi peningkatan koleksi dan memberikan pengalaman yang lebih kaya bagi para pengunjung. Dengan demikian, Museum Sangiran tidak hanya menjadi wadah untuk artefak-artefak purbakala, tetapi juga menyimpan jejak-jejak perjalanan panjang dalam meneliti dan memahami masa lalu manusia.

Ragam Koleksi Museum Sangiran

Museum Sangiran memiliki koleksi benda-benda purbakala yang mengungkap kekayaan sejarah manusia dan lingkungannya. Dengan total 13.806 koleksi, museum ini menjadi penjaga harta berharga dari masa lalu, membeberkan kisah panjang evolusi kehidupan.
Distribusi koleksi tersebut sangat terorganisir, dengan 2.931 benda purbakala dipamerkan dengan megah di ruang pamer, memberikan pengunjung kesempatan untuk langsung menyaksikan keindahan dan keajaiban sejarah. Di sisi lain, 10.875 koleksi disimpan di ruang penyimpanan, menciptakan cadangan kaya akan penemuan-penemuan yang masih menunggu untuk diungkap.
Koleksi Museum Sangiran melibatkan berbagai jenis artefak, termasuk fosil manusia yang meliputi spesies seperti Homo sapiens. Selain itu, fosil binatang bertulang belakang, binatang laut, dan air tawar turut menjadi bagian dari koleksi, menyajikan pandangan holistik tentang ekosistem pada masa lalu. Batuan yang dijaga dengan hati-hati, serta artefak batu seperti serpih, bilah, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak, semuanya menjadi bagian integral dari warisan yang terawetkan dengan cermat.
Koleksi-koleksi ini bukan hanya sekadar artefak, melainkan jendela yang terbuka lebar menuju masa lampau. Melalui benda-benda purbakala ini, Museum Sangiran membawa pengunjungnya dalam perjalanan eksploratif, memungkinkan kita untuk merenungkan dan memahami lebih dalam asal usul manusia dan kehidupan di bumi ini.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Museum Sangiran buka setiap hari kecuali hari Senin. Jadwal operasionalnya dimulai dari hari Selasa hingga Minggu, dengan jam buka dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Pada hari Senin, museum ini tidak beroperasi, memberikan waktu untuk pemeliharaan dan penyiapan koleksi.
Untuk dapat menikmati keindahan dan pengetahuan di dalam Museum Sangiran, harga tiket masuknya adalah sebagai berikut:
• Wisatawan Domestik: Rp 8.000 per orang
• Wisatawan Asing: Rp 15.000 per orang
Dengan biaya tiket yang terjangkau, Museum Sangiran membuka pintu bagi semua pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengeksplorasi warisan arkeologis yang luar biasa dan mendalami kisah-kisah dari masa lalu yang tersembunyi di setiap artefaknya.

Back to Top
WA
Email