Candi Pawon adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut, sering kali dianggap sebagai bagian dari rangkaian candi tersebut karena letaknya yang strategis di jalur yang menghubungkan keduanya. Secara geografis, Candi Pawon terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 1,75 km dari Candi Borobudur.
Sejarah dan Arsitektur Candi Pawon
Candi Pawon memiliki sejarah dan arsitektur yang menarik, yang mencerminkan pengaruh budaya dan agama pada masa Dinasti Syailendra di Jawa Tengah. Berikut penjelasan lebih rinci tentang sejarah dan arsitektur Candi Pawon:
Sejarah Candi Pawon
Candi Pawon dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, yang memerintah Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Dinasti Syailendra dikenal sebagai penganut agama Buddha Mahayana dan bertanggung jawab atas pembangunan sejumlah candi Buddha di wilayah tersebut, termasuk Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Nama “Pawon” sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno “per-awu-an,” yang berarti tempat abu, sehingga ada anggapan bahwa candi ini mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah. Namun, hingga kini, fungsi asli Candi Pawon masih diperdebatkan oleh para arkeolog dan sejarawan. Ada juga teori yang menyatakan bahwa candi ini mungkin berfungsi sebagai kuil peringatan untuk seorang tokoh penting yang dimuliakan pada masa itu, atau sebagai bagian dari rangkaian ritual keagamaan yang melibatkan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Arsitektur Candi Pawon
Candi Pawon memiliki arsitektur yang khas, meskipun ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Candi ini dibangun dari batu andesit, bahan yang umum digunakan untuk candi-candi di Jawa pada masa itu. Secara umum, Candi Pawon memiliki bentuk persegi dengan ukuran sekitar 13,7 meter x 13,7 meter, dan tinggi sekitar 1,5 meter untuk bagian kaki candi, sedangkan keseluruhan tinggi candi mencapai sekitar 9,5 meter.
Bagian-Bagian Candi:
1. Kaki Candi: Kaki candi (atau bagian dasar) dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan berbagai motif alam, seperti pohon kalpataru (pohon kehidupan), bunga teratai, dan berbagai makhluk mitologis. Pohon kalpataru sering dianggap sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran, sedangkan bunga teratai melambangkan kemurnian dalam ajaran Buddha.
2. Badan Candi: Badan candi relatif sederhana namun elegan, dengan dinding-dinding yang dihiasi oleh ukiran yang sangat halus. Di bagian tengah dinding terdapat relung-relung kecil yang kemungkinan dahulu digunakan untuk meletakkan arca-arca Buddha atau makhluk suci lainnya.
3. Atap Candi: Atap Candi Pawon memiliki tiga tingkatan dengan bentuk persegi yang semakin kecil ke atas. Pada puncaknya, terdapat stupa kecil yang menjadi ciri khas candi-candi Buddha. Stupa ini berfungsi sebagai simbol dari ajaran Buddha dan seringkali dianggap sebagai simbol pencapaian nirwana.
4. Pintu Masuk: Pintu masuk candi menghadap ke barat, arah yang sama dengan Candi Borobudur. Di atas pintu masuk terdapat ukiran kepala kala, yang dikenal sebagai “kala-makara.” Kepala kala ini melambangkan penjaga atau pelindung dari segala kejahatan yang mencoba memasuki candi.
Relief dan Ukiran:
Relief dan ukiran pada Candi Pawon menunjukkan keterampilan seni yang tinggi dari para pengrajin pada masa itu. Motif yang paling dominan adalah pohon kalpataru, yang diapit oleh singa dan burung garuda, serta motif vegetasi yang menggambarkan kesuburan dan kehidupan. Makara, makhluk mitologi yang berbentuk gabungan dari gajah dan ikan, juga sering muncul di ukiran pintu masuk candi, menambah unsur perlindungan.
Meskipun kecil, Candi Pawon memiliki keindahan arsitektur yang signifikan. Kombinasi antara kesederhanaan struktur dengan detail ornamen yang rumit menjadikannya salah satu contoh penting dari seni dan arsitektur Buddha di Jawa. Candi ini menunjukkan kematangan seni arsitektur pada masa Dinasti Syailendra, yang berhasil menyelaraskan antara fungsi keagamaan dan estetika dalam sebuah bangunan suci.
Candi Pawon, bersama dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur, membentuk satu kesatuan penting dalam studi sejarah agama dan budaya di Jawa Tengah, serta menjadi bagian dari warisan dunia yang diakui oleh UNESCO.
Fungsi Candi Pawon
Candi Pawon memiliki beberapa fungsi yang hingga kini masih diperdebatkan oleh para ahli sejarah dan arkeologi. Meskipun ukurannya kecil, Candi Pawon memainkan peran penting dalam konteks keagamaan dan budaya pada masa Dinasti Syailendra. Berikut adalah beberapa fungsi yang kemungkinan dimiliki oleh Candi Pawon:
1. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah
Nama “Pawon” diyakini berasal dari kata “per-awu-an,” yang dalam bahasa Jawa kuno berarti tempat abu. Ini menunjukkan bahwa Candi Pawon mungkin berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah seorang tokoh penting pada masa itu. Namun, hingga kini belum ditemukan bukti arkeologis yang secara jelas mendukung teori ini. Meskipun begitu, kemungkinan besar candi ini memang memiliki fungsi yang terkait dengan penghormatan terhadap arwah leluhur atau individu yang dimuliakan.
2. Kuil Peribadatan Buddha
Candi Pawon juga dianggap sebagai kuil peribadatan Buddha. Mengingat candi ini terletak di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut, Candi Pawon mungkin berfungsi sebagai salah satu tempat peribadatan dalam rangkaian ritual keagamaan yang melibatkan ketiga candi tersebut. Para peziarah Buddha mungkin melakukan perjalanan ritual dari Candi Mendut, melewati Candi Pawon, dan akhirnya menuju Candi Borobudur sebagai puncak dari perjalanan spiritual mereka.
3. Bagian dari Rangkaian Ritual
Sebagai bagian dari rangkaian candi Borobudur-Mendut-Pawon, Candi Pawon mungkin berperan dalam sebuah ritual suci. Dalam tradisi Buddha, perjalanan spiritual sering kali melibatkan berbagai tahapan atau stasiun yang harus dilalui oleh para peziarah. Candi Pawon bisa jadi merupakan salah satu stasiun penting dalam perjalanan ini, di mana para peziarah berdoa, bermeditasi, atau memberikan persembahan sebelum melanjutkan ke Candi Borobudur.
4. Simbol Kesuburan dan Kehidupan
Relief dan ornamen yang menghiasi Candi Pawon menunjukkan motif-motif yang terkait dengan kesuburan dan kehidupan, seperti pohon kalpataru, bunga teratai, dan makhluk-makhluk mitologis. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa candi ini mungkin juga berfungsi sebagai simbol dari harapan akan kesuburan, kemakmuran, dan kehidupan yang berkelanjutan, baik dalam konteks agama maupun budaya pada masa itu.
5. Tempat Upacara Keagamaan dan Pemujaan
Candi Pawon juga kemungkinan besar digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan, termasuk pemujaan kepada Buddha atau makhluk suci lainnya. Relung-relung kecil di dinding candi mungkin dahulu digunakan untuk menempatkan arca-arca Buddha atau dewa-dewa lain, yang menjadi objek pemujaan dalam upacara-upacara tersebut.
6. Tempat Transit atau Persinggahan Spiritual
Dalam konteks perjalanan suci (pilgrimage), Candi Pawon berfungsi sebagai tempat transit atau persinggahan spiritual. Para peziarah mungkin berhenti di sini untuk berdoa, bermeditasi, atau melakukan ritual khusus sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Candi Borobudur. Fungsi ini menegaskan pentingnya Candi Pawon dalam keseluruhan rangkaian keagamaan yang melibatkan ketiga candi.
Secara keseluruhan, Candi Pawon memiliki fungsi yang kompleks dan kaya makna. Meskipun secara fisik kecil, candi ini memainkan peran penting dalam konteks keagamaan, budaya, dan spiritual pada masa Dinasti Syailendra. Fungsi-fungsi ini mencerminkan keyakinan masyarakat pada masa itu dan menunjukkan bagaimana Candi Pawon menjadi bagian integral dari kehidupan religius dan sosial mereka.
Lokasi dan Akses Menuju Candi Pawon
Candi Pawon terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lebih tepatnya, candi ini berada di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, sekitar 1,75 kilometer di sebelah timur laut Candi Borobudur dan sekitar 1,15 kilometer di sebelah barat daya Candi Mendut. Lokasinya yang berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut menjadikan Candi Pawon sebagai bagian dari rute ziarah yang sering dikunjungi oleh wisatawan dan peziarah Buddha.
1. Dari Kota Yogyakarta:
• Kendaraan Pribadi: Jika Anda memulai perjalanan dari Yogyakarta, Anda dapat mencapai Candi Pawon dengan berkendara selama sekitar 45 menit hingga 1 jam, tergantung pada kondisi lalu lintas. Anda dapat mengambil rute melalui Jalan Magelang-Yogyakarta. Setelah sampai di kawasan Borobudur, ikuti petunjuk menuju Candi Pawon.
• Angkutan Umum: Dari Terminal Jombor di Yogyakarta, Anda bisa naik bus menuju Magelang dan turun di Terminal Borobudur. Dari Terminal Borobudur, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan becak, ojek, atau angkutan lokal menuju Candi Pawon.
2. Dari Kota Magelang:
• Kendaraan Pribadi: Dari pusat Kota Magelang, Candi Pawon dapat dicapai dalam waktu sekitar 30 menit dengan mengambil arah ke Borobudur melalui Jalan Magelang-Borobudur. Ikuti tanda-tanda menuju Candi Pawon setelah tiba di kawasan Borobudur.
• Angkutan Umum: Dari Terminal Magelang, Anda dapat naik bus atau angkutan umum menuju Borobudur. Setelah tiba di kawasan Borobudur, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan becak, ojek, atau berjalan kaki ke Candi Pawon.
3. Dari Candi Borobudur:
• Berjalan Kaki: Jika Anda sudah berada di Candi Borobudur, Candi Pawon dapat dicapai dengan berjalan kaki selama sekitar 20-30 menit melalui jalan pedesaan yang indah.
• Sepeda: Anda juga bisa menyewa sepeda di sekitar Candi Borobudur dan bersepeda menuju Candi Pawon, yang memberikan pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan melalui pedesaan dan sawah-sawah hijau.
4. Dari Candi Mendut:
• Berjalan Kaki: Candi Pawon juga dapat dicapai dengan berjalan kaki dari Candi Mendut dalam waktu sekitar 15-20 menit.
• Sepeda: Seperti halnya dari Candi Borobudur, Anda juga bisa menyewa sepeda untuk menjelajahi kawasan ini dengan lebih leluasa.
Fasilitas di Sekitar Candi Pawon
Di sekitar Candi Pawon, terdapat beberapa fasilitas yang memudahkan kunjungan Anda, seperti tempat parkir, warung makan, dan toko suvenir. Karena lokasinya yang dekat dengan Candi Borobudur, banyak wisatawan yang menggabungkan kunjungan ke Candi Pawon dengan kunjungan ke Candi Borobudur dan Candi Mendut dalam satu perjalanan.
Candi Pawon terletak di lokasi yang mudah diakses dari berbagai kota besar di Jawa Tengah, terutama dari Yogyakarta dan Magelang. Lokasinya yang strategis, di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut, menjadikan Candi Pawon sebagai destinasi yang ideal untuk dikunjungi dalam rangkaian wisata candi di kawasan Borobudur. Akses menuju candi ini cukup baik, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, serta tersedia berbagai fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan.
Harga Tiket Masuk Candi Pawon
Candi Pawon merupakan salah satu situs bersejarah yang menarik untuk dikunjungi, terutama karena keindahan arsitekturnya yang unik dan lokasi strategisnya di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut. Untuk menikmati keindahan Candi Pawon, berikut adalah informasi mengenai harga tiket masuk dan biaya parkir:
Harga Tiket Masuk Candi Pawon:
• Wisatawan Domestik: Rp. 10.000
• Wisatawan Mancanegara: Rp. 20.000
Biaya Parkir:
• Harga Parkir Motor: Rp. 2.000
• Harga Parkir Mobil: Rp. 5.000
Dengan harga tiket yang sangat terjangkau ini, pengunjung dapat menikmati fasilitas yang memadai serta keindahan candi sebagai salah satu bukti peradaban manusia yang berharga. Jangan khawatir, harga tiket ini sepadan dengan pengalaman yang akan kamu dapatkan saat mengunjungi Candi Pawon.
Candi Pawon adalah salah satu situs warisan budaya yang sangat penting di Indonesia. Dengan mengunjungi candi ini, anda tidak hanya akan menikmati keindahan arsitekturnya, tetapi juga dapat merenungkan makna kehidupan dan perjalanan spiritual. Dengan paket wisata Magelang https://www.jogjasuper.co.id/magelang/paket-wisata-magelang/ dari Jogja Super, anda bisa mengunjungi Candi Pawon dengan mudah, nyaman, dan biaya terjangkau.
Comments are closed.