Candi Sojiwan adalah salah satu candi peninggalan agama Buddha yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga menawarkan keindahan arsitektur dan pemandangan alam yang asri.
Sejarah Candi Sojiwan
Candi Sojiwan adalah salah satu peninggalan bersejarah yang menarik dari era Kerajaan Mataram Kuno, khususnya pada masa pemerintahan Rakai Garung pada abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi. Candi ini memiliki kaitan erat dengan ajaran Buddha, dan sejarah serta latar belakang pembangunannya mencerminkan perpaduan unik antara agama Buddha dan budaya lokal pada waktu itu.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Sejarah dan Latar Belakang Candi Sojiwan:
1. Latar Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Candi Sojiwan dibangun pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, yang dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Pada masa itu, agama Hindu dan Buddha hidup berdampingan secara harmonis, tercermin dalam berbagai candi yang dibangun di sekitar wilayah tersebut, seperti Candi Prambanan (Hindu) dan Candi Borobudur (Buddha).
Kerajaan Mataram Kuno mengalami pergantian penguasa dari dinasti Syailendra yang menganut Buddha Mahayana ke dinasti Sanjaya yang beragama Hindu. Meski demikian, sisa-sisa pengaruh Buddha tetap kuat di wilayah ini, yang dapat dilihat dari bangunan candi-candi Buddha yang masih bertahan, salah satunya adalah Candi Sojiwan.
2. Nama dan Dedikasi Candi
Nama “Sojiwan” diduga merujuk pada sosok seorang tokoh penting yang dihormati di masa lalu, mungkin seorang biksu Buddha atau bangsawan yang memiliki peran besar dalam pengembangan agama Buddha di wilayah tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada sumber tertulis atau prasasti yang dapat menjelaskan secara pasti identitas orang yang dimaksud. Ada juga kemungkinan bahwa candi ini dibangun sebagai tanda penghormatan bagi seorang raja atau ratu yang memiliki hubungan erat dengan agama Buddha.
Meskipun data mengenai tokoh Sojiwan sendiri belum ditemukan secara jelas, pendirian candi ini diperkirakan terkait dengan persembahan atau penghormatan kepada leluhur atau tokoh spiritual penting. Tradisi membangun candi sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh yang telah wafat atau sebagai tempat peribadatan sangat lazim pada masa itu.
3. Kaitan dengan Ajaran Buddha
Candi Sojiwan merupakan candi Buddha yang dibuktikan dari adanya stupa di bagian puncak candi dan berbagai relief yang menggambarkan kisah-kisah Jataka, yakni cerita kehidupan-kehidupan masa lalu Buddha. Jataka adalah kumpulan fabel dan cerita moral yang sering digunakan dalam ajaran Buddha sebagai alat untuk menyampaikan nilai-nilai kebajikan.
Relief Jataka yang ada di Candi Sojiwan menceritakan berbagai kisah kehidupan Buddha sebelum mencapai Pencerahan. Kisah-kisah ini sering kali berbentuk fabel yang mengajarkan nilai-nilai moral seperti kebijaksanaan, kejujuran, kebaikan hati, dan pengorbanan diri. Ini menjadi salah satu bukti bahwa candi ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan, tetapi juga sebagai media pembelajaran spiritual bagi umat Buddha pada masa itu.
4. Fungsi Candi Sojiwan
Sebagai candi Buddha, Candi Sojiwan berfungsi sebagai tempat pemujaan dan meditasi. Arsitekturnya yang megah dan penuh makna religius menunjukkan bahwa candi ini berperan penting dalam kegiatan keagamaan masyarakat pada masa itu. Bagian-bagian candi, seperti relief dan stupa, tidak hanya sebagai dekorasi arsitektur tetapi juga sebagai simbol-simbol spiritual yang memiliki nilai filosofis tinggi.
Selain sebagai tempat ibadah, candi ini juga mungkin digunakan sebagai tempat pemakaman atau persembahan bagi tokoh terhormat, seperti raja atau biksu yang berjasa dalam perkembangan agama Buddha.
5. Pengaruh Arsitektur
Seperti kebanyakan candi dari periode Mataram Kuno, Candi Sojiwan menunjukkan pengaruh arsitektur yang kuat dari India, tempat asal ajaran Buddha. Struktur candi yang bertingkat dengan stupa di puncaknya merupakan ciri khas candi-candi Buddha yang mengacu pada bentuk mandala, lambang kosmologi Buddha. Meski demikian, terdapat juga unsur-unsur lokal dalam bentuk hiasan dan ornamen yang menambah kekayaan desain candi.
Dalam relief yang terpahat pada dinding candi, banyak ditemukan kisah-kisah fabel yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam serta ajaran moral dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bagaimana agama Buddha diadaptasi dan dikombinasikan dengan tradisi lokal pada masa itu.
6. Proses Kehancuran dan Pemugaran
Seiring dengan berjalannya waktu, Candi Sojiwan mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi dan faktor-faktor alami lainnya. Seperti halnya banyak candi di Jawa Tengah, Candi Sojiwan sempat tertimbun dan dilupakan selama beberapa abad.
Baru pada abad ke-20, terutama setelah kemerdekaan Indonesia, usaha-usaha pemugaran mulai dilakukan secara serius. Pemugaran Candi Sojiwan dimulai pada tahun 1990-an dan baru selesai pada tahun 2011, setelah melalui penelitian arkeologi dan rekonstruksi batu-batu yang hilang atau rusak. Pemugaran ini dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, dengan tujuan untuk mengembalikan candi ke bentuk semula, meskipun beberapa bagian mungkin tidak bisa sepenuhnya dipulihkan.
Candi Sojiwan adalah salah satu peninggalan Buddha yang kaya akan sejarah dan makna spiritual. Dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu kejayaan agama Buddha di Jawa, tetapi juga merupakan simbol dari akulturasi budaya dan agama pada masa lampau.
Lokasi dan Rute
Candi Sojiwan terletak di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Lokasinya sangat strategis karena berada tidak jauh dari candi-candi terkenal lainnya seperti Candi Prambanan dan Candi Plaosan. Jaraknya yang hanya sekitar 2 kilometer dari Candi Prambanan membuat Candi Sojiwan mudah dijangkau oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke kawasan wisata Prambanan.
Berikut adalah detail mengenai lokasi dan rute menuju Candi Sojiwan:
1. Jarak dan Waktu Tempuh dari Kota Terdekat
• Dari Yogyakarta:
o Jarak: Sekitar 20 km
o Waktu Tempuh: Sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor
• Dari Solo (Surakarta):
o Jarak: Sekitar 50 km
o Waktu Tempuh: Sekitar 1 jam dengan kendaraan bermotor
• Dari Candi Prambanan:
o Jarak: Sekitar 2 km
o Waktu Tempuh: Sekitar 5 menit dengan kendaraan bermotor
2. Rute Menuju Candi Sojiwan
a. Dari Yogyakarta
• Dengan Kendaraan Pribadi:
1. Mulai perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta, kemudian arahkan kendaraan menuju Jalan Raya Solo atau Jalan Jogja-Solo (Jalan Nasional III).
2. Terus ikuti jalan tersebut ke arah timur menuju Candi Prambanan.
3. Setelah tiba di kawasan Candi Prambanan, belok ke kanan (selatan) di perempatan besar di dekat Candi Prambanan.
4. Ikuti jalan ini sekitar 2 km, dan Anda akan menemukan Candi Sojiwan di sebelah kiri jalan, di Desa Kebon Dalem Kidul.
• Dengan Transportasi Umum:
o Anda bisa menggunakan bus Trans Jogja, lalu turun di halte Prambanan. Setelah itu, Anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek atau transportasi online menuju Candi Sojiwan.
b. Dari Solo (Surakarta)
• Dengan Kendaraan Pribadi:
1. Dari pusat Kota Solo, ambil Jalan Solo-Yogyakarta (Jalan Nasional III) ke arah barat.
2. Lanjutkan perjalanan hingga melewati perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, hingga mencapai kawasan Candi Prambanan.
3. Sebelum memasuki area Candi Prambanan, belok ke kiri (selatan) di perempatan besar yang menuju arah ke Candi Sojiwan.
4. Ikuti jalan hingga Anda menemukan Candi Sojiwan setelah sekitar 2 km.
• Dengan Kereta Api:
o Dari Stasiun Solo Balapan, Anda bisa naik kereta lokal Prameks (Prambanan Ekspres) atau kereta Solo-Jogja lainnya, kemudian turun di Stasiun Brambanan.
o Dari stasiun, lanjutkan perjalanan dengan ojek atau transportasi online ke Candi Sojiwan yang berjarak sekitar 10 menit perjalanan.
c. Dari Candi Prambanan
• Dengan Kendaraan Pribadi atau Transportasi Online:
1. Dari Candi Prambanan, Anda hanya perlu menuju selatan melalui Jalan Candi Sojiwan sejauh 2 km.
2. Ikuti jalan hingga Anda sampai di kawasan Candi Sojiwan.
• Dengan Berjalan Kaki atau Sepeda:
o Karena jaraknya hanya 2 km dari Candi Prambanan, wisatawan yang ingin berpetualang lebih santai bisa memilih untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda menuju Candi Sojiwan. Rutenya cukup nyaman dengan pemandangan desa yang asri.
3. Fasilitas Transportasi Lain
• Ojek Online dan Taksi Online: Di kawasan Yogyakarta dan Prambanan, layanan ojek online serta taksi online sudah beroperasi dengan baik dan bisa menjadi pilihan praktis untuk menuju Candi Sojiwan.
• Bus Pariwisata: Jika Anda datang dalam rombongan besar, menggunakan bus pariwisata juga merupakan opsi yang nyaman, karena area parkir di Candi Sojiwan cukup luas untuk menampung kendaraan besar.
4. Petunjuk Arah Umum
Jika Anda menggunakan aplikasi peta digital (seperti Google Maps atau aplikasi peta lainnya), cukup ketik “Candi Sojiwan” sebagai tujuan, dan aplikasi tersebut akan memberikan rute terbaik sesuai posisi Anda. Jalur menuju candi ini sudah terdaftar di berbagai aplikasi peta, sehingga memudahkan perjalanan Anda.
5. Kondisi Jalan
Jalan menuju Candi Sojiwan umumnya sudah diaspal dan dalam kondisi baik, baik dari arah Yogyakarta, Solo, maupun Prambanan. Area di sekitar candi juga relatif tenang dengan pemandangan pedesaan yang menyejukkan. Jalur ini bisa dilalui kendaraan kecil hingga besar, termasuk mobil dan bus pariwisata.
Tiket Masuk dan Parkir
• Tiket Masuk: Harga tiket masuk ke Candi Sojiwan terbilang terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per orang.
• Parkir: Tersedia area parkir yang cukup luas untuk kendaraan pribadi dan bus di sekitar kawasan candi, sehingga Anda tidak perlu khawatir soal parkir.
Lokasi Candi Sojiwan sangat strategis karena berada dekat dengan Candi Prambanan, menjadikannya tujuan yang mudah dijangkau baik dari Yogyakarta maupun Solo. Rute menuju candi ini mudah diikuti, dengan kondisi jalan yang baik dan fasilitas transportasi umum yang tersedia. Candi ini cocok dikunjungi sebagai bagian dari perjalanan wisata sejarah di kawasan Prambanan dan sekitarnya.
Candi Sojiwan adalah tempat yang cocok bagi pecinta sejarah dan arsitektur kuno, serta mereka yang ingin menikmati suasana damai di sekitar peninggalan bersejarah yang indah. Kombinasi antara wisata budaya dan alam menjadikannya destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Dengan paket wisata Klaten , Anda bisa mengunjungi candi ini dengan lebih nyaman.
Comments are closed.