Mengenal Candi Dwarawati, Jejak Sunyi Peradaban Hindu di Dataran Tinggi Dieng.

Di tengah kesejukan udara Dataran Tinggi Dieng yang diselimuti kabut, berdiri sebuah candi sunyi bernama Candi Dwarawati. Tak sepopuler Candi Arjuna atau Gatotkaca, candi ini justru memancarkan pesona tersendiri lewat kesederhanaan dan ketenangannya. Dikelilingi ladang kentang dan perbukitan hijau, Candi Dwarawati menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu Kerajaan Mataram Kuno serta jejak spiritual umat Hindu di Banjarnegara. Bagi siapa pun yang berkunjung, keheningan di sekitarnya seolah mengajak untuk merenung dan menghargai warisan sejarah yang masih berdiri tegak di ketinggian dua ribu meter di atas permukaan laut.

Lokasi dan Akses

Candi Dwarawati terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sekitar 4 km dari kompleks utama Candi Arjuna. Lokasinya berada di lereng Gunung Prahu pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut, sehingga udara di sekitarnya terasa sejuk bahkan cenderung dingin. Untuk mencapai candi ini, pengunjung dapat menempuh perjalanan dari Kota Wonosobo atau Pusat Kabupaten Banjarnegara menuju kawasan wisata Dieng. Dari jalan utama Dieng, akses menuju Candi Dwarawati sedikit menanjak dan melewati pemukiman warga serta ladang kentang yang luas.
Meski jalurnya tidak terlalu lebar, suasana pedesaan yang tenang dan panorama alam di sepanjang perjalanan membuat rasa lelah terbayar. Karena letaknya agak tersembunyi, Candi Dwarawati sering disebut sebagai “candi yang menyendiri” — tersembunyi di balik kabut dan hamparan ladang hijau yang menenangkan.

Sejarah Singkat Candi Dwarawati

Candi Dwarawati merupakan salah satu peninggalan masa Kerajaan Mataram Kuno yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, bersamaan dengan candi-candi lain di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Seperti halnya kompleks Candi Arjuna, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pemujaan umat Hindu, khususnya bagi para penyembah Dewa Siwa.
Nama “Dwarawati” sendiri diyakini berasal dari istilah Dwaraka — kota suci dalam kisah Mahabharata yang menjadi tempat tinggal Dewa Kresna. Hal ini memberi nuansa mitologis dan spiritual yang kuat pada candi ini, seolah menghadirkan simbol kesucian dan kedamaian dari masa lalu.
Di masa kejayaannya, Candi Dwarawati diduga menjadi bagian dari kompleks candi yang lebih luas, bersama beberapa candi kecil lainnya seperti Candi Pandu dan Candi Margasari. Namun, seiring berjalannya waktu, hanya Candi Dwarawati yang masih berdiri utuh, sementara candi-candi pendampingnya telah rusak dan tinggal puing-puing. Kini, bangunan ini menjadi saksi bisu sejarah panjang peradaban Hindu di jantung Dieng yang legendaris.

Arsitektur dan Keunikan

Secara arsitektur, Candi Dwarawati memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 5 m × 4 m dan tinggi mencapai 6 meter. Bangunan ini berdiri di atas sebuah batur (alas) setinggi kira-kira 50 sentimeter, yang menjadi dasar utama dari seluruh struktur. Meskipun ukurannya relatif kecil dibandingkan candi-candi lainnya di Dieng, desainnya tetap memperlihatkan keindahan khas arsitektur Hindu klasik.
Candi ini memiliki pintu masuk di sisi barat, sedangkan pada ketiga sisi lainnya terdapat relung atau bilik kecil tempat meletakkan arca dewa-dewi Hindu seperti Durga, Ganesha, dan Agastya. Kini, sebagian besar arca tersebut telah dipindahkan ke Museum Kailasa Dieng demi pelestarian. Hiasan dindingnya sederhana, dengan ukiran bermotif bunga dan garis geometris, mempertegas karakter spiritual yang tenang dan anggun.
Yang membuat Candi Dwarawati unik adalah posisinya yang terpencil dan dikelilingi ladang kentang, menciptakan pemandangan yang kontras antara warisan kuno dan kehidupan masyarakat modern. Di pagi hari, candi ini kerap diselimuti kabut tipis yang membuat suasananya mistis sekaligus menenangkan — seolah membawa pengunjung kembali ke masa ribuan tahun silam saat doa-doa masih terlantun di antara batu-batu purba.

Daya Tarik dan Suasana

Candi Dwarawati menawarkan pesona yang berbeda dari kebanyakan candi di Dataran Tinggi Dieng. Letaknya yang agak tersembunyi di antara hamparan ladang kentang dan bukit hijau menjadikannya tempat yang tenang dan jauh dari keramaian wisatawan. Suasana di sekitar candi sangat damai — hanya terdengar hembusan angin gunung dan sesekali suara burung yang melintas di udara sejuk Dieng.
Bagi pengunjung yang datang pagi-pagi, kabut tipis yang menyelimuti area candi menciptakan nuansa mistis yang begitu kuat, seolah membawa kembali pada masa ketika para pendeta dan pemuja melakukan upacara keagamaan di tempat ini. Dari halaman candi, pengunjung juga dapat menikmati panorama indah Gunung Prahu dan perbukitan Dieng yang tampak megah di kejauhan.
Keindahan Candi Dwarawati justru terletak pada kesederhanaannya. Tanpa keramaian, tanpa hiruk pikuk wisata komersial, candi ini menjadi destinasi ideal bagi mereka yang ingin menikmati ketenangan, mencari inspirasi, atau sekadar menyatu dengan alam dan sejarah. Tak heran jika sebagian masyarakat sekitar masih menganggap kawasan ini sebagai tempat yang disakralkan dan penuh nilai spiritual.

Fasilitas dan Aksesibilitas

Karena letaknya yang agak terpencil dibandingkan kompleks Candi Arjuna, fasilitas di sekitar Candi Dwarawati masih tergolong sederhana. Namun, hal itu justru menambah kesan alami dan keaslian suasana di sekitarnya. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dapat memarkir di area terdekat, lalu berjalan kaki sekitar 5–10 menit melewati jalan kecil di antara ladang kentang dan rumah warga.
Di sekitar kawasan Dieng, tersedia berbagai akomodasi, warung makan, dan area parkir umum yang mudah dijangkau dari jalan utama. Jarak dari kompleks Candi Arjuna ke Candi Dwarawati hanya sekitar 10–15 menit perjalanan. Tidak ada tiket masuk khusus ke area candi ini; pengunjung dapat datang kapan saja, terutama di pagi atau sore hari saat cuaca cerah dan kabut belum terlalu tebal.
Meskipun tidak dilengkapi fasilitas wisata modern, akses ke Candi Dwarawati relatif mudah dan dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalannya sedikit menanjak dan berliku, namun pemandangan pedesaan yang indah di sepanjang rute membuat perjalanan terasa menyenangkan.

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka

Untuk menikmati keindahan dan ketenangan Candi Dwarawati, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Harga tiket masuknya tergolong sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 5.000 per orang. Biaya tersebut sudah termasuk akses ke area candi dan sekitarnya yang dikelola oleh masyarakat serta pihak wisata Dieng. Meskipun berada sedikit terpisah dari kompleks utama Candi Arjuna, tiketnya umumnya masih mengikuti tarif kawasan wisata candi di Dataran Tinggi Dieng.
Candi Dwarawati dapat dikunjungi setiap hari dengan jam operasional mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Namun, waktu terbaik untuk datang adalah pagi hari ketika udara masih segar dan kabut belum terlalu tebal, atau sore hari menjelang matahari terbenam saat pemandangan di sekitar candi tampak menakjubkan. Bagi wisatawan yang berencana berkunjung, sebaiknya memastikan kondisi cuaca terlebih dahulu karena hujan dan kabut tebal dapat menghalangi pandangan di kawasan tinggi ini.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Waktu terbaik untuk mengunjungi Candi Dwarawati adalah pada musim kemarau, yaitu sekitar bulan Mei hingga September. Pada periode ini, cuaca di Dataran Tinggi Dieng cenderung cerah, langit biru bersih, dan kabut tidak terlalu tebal, sehingga panorama sekitar candi terlihat lebih jelas dan memukau. Udara di pagi hari terasa sejuk dan segar, cocok untuk menikmati suasana hening dan mengambil foto dengan pencahayaan alami yang indah.
Jika ingin mendapatkan pengalaman terbaik, datanglah pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau menjelang sore sekitar pukul 15.00–17.00. Saat pagi, kabut tipis yang menyelimuti candi menciptakan suasana mistis dan magis, sedangkan di sore hari, cahaya keemasan matahari senja memantulkan bayangan cantik di antara batu-batu candi dan ladang kentang di sekitarnya.
Hindari berkunjung pada musim hujan, karena jalan menuju lokasi bisa licin dan jarak pandang berkurang akibat kabut tebal. Dengan memilih waktu yang tepat, perjalanan ke Candi Dwarawati akan terasa lebih nyaman dan penuh kesan.
Candi Dwarawati bukan sekadar peninggalan batu kuno di tengah ladang kentang Dieng, melainkan simbol ketenangan dan kebijaksanaan yang diwariskan dari masa lalu. Di balik kesunyian dan kesederhanaannya, candi ini menyimpan nilai sejarah serta spiritualitas yang mendalam — jejak dari kejayaan peradaban Hindu di Tanah Jawa. Keindahan alam sekitarnya yang berpadu dengan suasana mistis menjadikan tempat ini begitu istimewa bagi siapa pun yang berkunjung.
Mengunjungi Candi Dwarawati berarti menapaki perjalanan waktu, menyatu dengan alam, dan belajar menghargai warisan budaya yang masih berdiri kokoh di tengah perubahan zaman. Bagi pecinta sejarah, penjelajah alam, maupun pencari ketenangan, candi ini adalah permata tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng yang patut dijaga dan dikenang.

Back to Top
WA
Email