Keunikan Candi Bima Banjarnegara: Jejak Peradaban Hindu di Dataran Tinggi Dieng.

Candi Bima merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Keberadaan candi ini tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lampau, tetapi juga menjadi bukti nyata perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia. Dengan bentuk arsitektur yang unik dan berbeda dari candi-candi lain di Dieng, Candi Bima menghadirkan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, baik dari segi nilai sejarah maupun estetika. Berada di ketinggian dengan panorama alam pegunungan yang menawan, candi ini menjadi destinasi wisata yang memadukan pesona budaya dan keindahan alam.

Lokasi dan Akses

Candi Bima terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Lokasinya berada di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng yang terkenal sebagai “negeri di atas awan”. Dari Kompleks Candi Arjuna, Candi Bima berjarak sekitar satu kilometer, sedangkan dari Kawah Sikidang dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih tiga menit perjalanan.
Akses menuju candi ini tergolong mudah, karena telah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Pengunjung yang datang dari pusat Kabupaten Banjarnegara dapat menempuh perjalanan sekitar dua jam menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Sementara itu, dari kota besar terdekat seperti Wonosobo, perjalanan menuju Candi Bima memakan waktu sekitar 45 menit. Letaknya yang strategis di jalur utama kawasan wisata Dieng menjadikan candi ini mudah dijangkau oleh wisatawan.

Sejarah dan Latar Belakang

Candi Bima diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8 Masehi, pada masa kejayaan Wangsa Sanjaya yang menganut agama Hindu. Candi ini diyakini berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam ajaran Hindu. Statusnya sebagai bagian dari Kompleks Percandian Dieng menjadikan Candi Bima sebagai salah satu situs penting dalam sejarah perkembangan peradaban Hindu di Pulau Jawa.
Para ahli sejarah menilai Candi Bima sebagai salah satu candi tertua di kawasan Dieng, ditinjau dari bentuk konstruksinya yang berbeda dengan candi-candi lain di sekitarnya. Keunikan arsitektur ini menunjukkan adanya pengaruh kuat dari gaya arsitektur India Utara, yang terlihat dari bentuk atapnya yang bertingkat lima menyerupai menara Shikhara. Hal ini menegaskan bahwa Candi Bima bukan hanya sekadar tempat peribadatan, melainkan juga simbol hubungan budaya antara Nusantara dengan peradaban India pada masa itu.

Arsitektur dan Keunikan

Candi Bima memiliki bentuk arsitektur yang berbeda dari kebanyakan candi di kawasan Dieng. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar enam kali enam meter, namun karena terdapat tonjolan di beberapa sisi, dari sudut tertentu bangunan ini tampak menyerupai segi delapan. Candi ini memiliki tinggi sekitar delapan meter, menjadikannya salah satu candi terbesar di Dataran Tinggi Dieng.
Keunikan paling menonjol dari Candi Bima terletak pada bagian atapnya yang bertingkat lima dengan lekukan semakin mengecil ke atas, menyerupai gaya arsitektur Shikhara dari India Utara. Bentuk ini sangat jarang ditemukan pada candi-candi lain di Jawa Tengah, sehingga menjadikan Candi Bima sebagai bangunan bercorak khas yang unik. Pada bagian dinding candi terdapat relung dengan hiasan arca kudu, yaitu pahatan berbentuk kepala dewa yang seolah-olah muncul dari dinding. Walaupun sebagian besar arca tersebut kini sudah tidak lengkap, keberadaannya tetap memperlihatkan nilai artistik dan sakral dari bangunan ini.
Ciri khas tersebut menjadikan Candi Bima sebagai representasi penting dari akulturasi budaya lokal dengan pengaruh luar, sekaligus bukti kemajuan seni arsitektur pada masa lampau.

Fasilitas dan Wisata

Sebagai salah satu destinasi unggulan di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Candi Bima telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang wisata. Di sekitar area candi tersedia lahan parkir, mushola, serta toilet umum yang memadai bagi kenyamanan pengunjung. Selain itu, terdapat pula kios suvenir dan warung makanan yang menawarkan berbagai kebutuhan wisatawan.
Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi lebih jauh keindahan Dieng, tersedia pula layanan wisata tambahan, seperti paket tur menggunakan jeep yang menghubungkan berbagai objek wisata populer, termasuk Kawah Sikidang, Kompleks Candi Arjuna, dan Telaga Warna. Suasana alam di sekitar Candi Bima yang sejuk dan berhawa pegunungan menjadikan tempat ini sangat ideal untuk menikmati keindahan panorama sekaligus melakukan kegiatan fotografi.
Dengan dukungan fasilitas tersebut, Candi Bima tidak hanya menjadi lokasi bersejarah untuk mengenal peradaban Hindu di Jawa, tetapi juga menjadi bagian penting dari pengalaman wisata terpadu di kawasan Dieng.

Harga Tiket dan Jam Kunjungan

Untuk dapat menikmati keindahan dan nilai sejarah Candi Bima, pengunjung dikenakan tiket masuk yang terintegrasi dengan kawasan wisata Dieng lainnya, seperti Kompleks Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Harga tiket terusan tersebut berkisar Rp 20.000 per orang, sehingga cukup terjangkau bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jam kunjungan Candi Bima umumnya mengikuti jam operasional kawasan wisata Dieng, yakni mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB setiap harinya. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada pagi hingga siang hari, ketika udara masih segar dan langit cerah, sehingga pemandangan sekitar candi dapat dinikmati dengan lebih maksimal.
Candi Bima bukan sekadar bangunan kuno yang berdiri di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tetapi juga merupakan saksi bisu perjalanan panjang sejarah dan kebudayaan Hindu di Jawa. Keunikan arsitektur yang menyerupai gaya India Utara, ditambah dengan suasana alam pegunungan yang menawan, menjadikan candi ini memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan candi-candi lain di sekitarnya. Dengan fasilitas yang memadai serta akses yang mudah dijangkau, Candi Bima layak menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan yang ingin menggabungkan pengalaman wisata sejarah, budaya, dan alam. Mengunjungi candi ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang warisan nenek moyang, tetapi juga menghadirkan ketenangan dan keindahan yang sulit dilupakan.

Back to Top
WA
Email