Taru Martani : Pabrik Rokok Crutu Tertua Tinggalan Jepang

Cerutu, lintingan berukuran besar berisi tembakau berkualitas tinggi identik dengan Kuba karena sebagian besar cerutu paling bermutu tinggi berasal dari Negara di Amerika Selatan tersebut. Di setiap hisapan, aroma dan rasa tembakau yang kuat bercampur dengan cengkeh seakan membuat unjuk rasa di dalam mulut. Kepulan asap yang keluar memenuhi seluruh ruangan. Beribu kilometer dari Kuba, tepatnya di Jogja, salah satu kota pariwisata di Indonesia, cerutu juga jadi produk andalan sebuah pabrik. Berukuran cukup kecil dengan nuansa khas Jogja dan suara kereta yang terkadang terdengar nyaring di antara riuhnya lalu lalang kendaraan bermotor, Taru Martani berdiri selama puluhan tahun sejak tahun 1918. Bangunannya tidak istimewa, tidak semegah pabrik cerutu bergengsi yang ada di luar negeri  namun misinya sama, menghasilkan cerutu berkualitas untuk dinikmati penggemar cerutu. Setiap lintingan dibuat dengan sepenuh hati oleh buruh pabrik yang kemampuannya tidak diragukan lagi.

Taru Martani Laris Dikunjungi Wisman

Terletak tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogja, tepat di daerah Baciro, Taru Martani, pabrik crutu rokok Jogja cukup terkenal di antara penduduk setempat. Jika memilih untuk naik becak, cukup rogoh kantong sebesar lima ribu rupiah saja. Meskipun tidak cukup pamor di kalangan wisatawan lokal, pabrik cerutu tertua di Indonesia ini justru cukup terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Tidak heran jika hampir tiap hari terdapat sekelompok wisman yang berkunjung dan melihat-lihat proses pembuatan cerutu khas Indonesia. Dengan didampingi oleh guide atau pemandu berpengalaman, pengunjung dapat mengetahui asal-usul dan proses pembuatan cerutu dengan detail.

Mengenal Proses Pembuatan Cerutu di Taru Martani

Menempati bangunan yang masih asli, pabrik Taru Martani jelas bergaya Belanda kuno dengan aroma wangi tembakau yang semerbak memenuhi setiap sudut bangunan. Dengan karyawan lebih dari 250 orang, pabrik ini punya dua jenis produk unggulan yakni tembakau kering dan cerutu. Seperti kebanyakan pabrik rokok di Indonesia, buruh manual masih banyak dipekerjakan untuk membuat cerutu dengan menggunakan tangan. Proses pembuatannya pun cukup unik. Dimulai dengan pemisahan helaian daun dari ibu tulang daun.

Kemudian, daun tanpa ibu tulang daun tersebut dipisah menjadi dua  potongan, sebelah kanan dan kiri yang kemudian ditumpuk secara terpisah. Tidak lama, beberapa buruh bertanggung jawab untuk memotong daun tersebut sesuai ukuran yang kemudian akan digunakan sebagai pelapis cerutu sebelah dalam. Sisa dari potongan tersebut dipergunakan sebagai filler cerutu yang dicacah dengan menggunakan mesin. Bukan hanya bangunannya yang merupakan peninggalan Belanda tetapi juga mesin pencacahnya sebab mesin ini sudah tidak diproduksi lagi di tanah air. Selepas proses pencacahan selesai, daun kemudian dikeringkan sebelum masuk ke proses selanjutnya.

Proses selanjutnya dikenal dengan penimbangan filler dilanjutkan dengan pembungkusan filler menggunakan lapisan dalam. Proses ini dilakukan dengan cara manual dan mesin. Khusus untuk cara manual, pengunjung diperbolehkan untuk mencoba melinting sendiri cerutu menggunakan alat manual yang tersedia. Tidak sedikit pengunjung yang penasaran menjajal melinting sendiri cerutu dan sebagian besar harus puas dengan hasil yang apa adanya. Setelah pelintingan selesai, cerutu kemudian dibungkus dengan lapisan luar. Taru Martani tidak hanya menghasilkan satu ukuran cerutu saja tetapi beberapa ukuran disesuaikan dengan permintaan pasar.

Terdapat tiga jenis cerutu andalan pabrik ini yakni Elomercio, Senator dan Mundi Victor. Jika dulu cerutu Taru Martani hanya dikonsumsi oleh angkatan bersenjata Belanda dan Jepang, kini cerutu ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Jika pengunjung ingin merasakan crutu buatan Taru Martani, pengunjung dapat membeli cerutu di koperasi yang berlokasi di sebelah pabrik. Soal rasa dan kualitas tidak perlu diragukan lagi. Dengan pengalaman puluhan tahun, Taru Martani yang kini menjadi milik pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyuplai kebutuhan rokok crutu di berbagai wilayah di Indonesia. Berkunjung ke Taru Martani tidak melulu tentang cerutu dan rokok dan pabrik ini telah menjadi salah satu pusat wisata sejarah bergengsi di kota Jogja yang tentu tidak akan mengecewakan untuk dikunjungi.

Alamat                                  : Jln. Komisaris Polisi Suprapto no. 2A, Yogyakarta
No Telepon                        : +62 274 546927
Website                               : shop.tarumartani-1918.com
Koordinat GPS   : -7.790604, 110.381510
Tiket Masuk                       : Rp. 15.000/orang