Candi Prambanan: Sejarah, Arsitektur, dan Harga Tiket Masuk.

Candi Prambanan adalah salah satu situs bersejarah dan tempat wisata paling terkenal di Indonesia, terletak di perbatasan antara Klaten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Candi ini merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO.

Sejarah Candi Prambanan

Sejarah Candi Prambanan terkait erat dengan perkembangan agama Hindu di Jawa dan dinasti-dinasti yang berkuasa pada masa itu, khususnya Dinasti Sanjaya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah Candi Prambanan:
1. Pendirian oleh Dinasti Sanjaya
Candi Prambanan didirikan pada pertengahan abad ke-9 Masehi, tepatnya sekitar tahun 850 Masehi, oleh Raja Rakai Pikatan, penguasa dari Dinasti Sanjaya. Dinasti Sanjaya adalah dinasti Hindu yang memerintah di Mataram Kuno (Medang), yang pada masa itu berpusat di Jawa Tengah. Rakai Pikatan dianggap sebagai penguasa yang membangun candi ini untuk menandingi kemegahan Candi Borobudur yang dibangun oleh Dinasti Syailendra, dinasti Buddha yang juga berkuasa di wilayah yang sama sebelumnya.
Pembentukan Candi Prambanan menandai kebangkitan kembali pengaruh agama Hindu setelah beberapa waktu didominasi oleh agama Buddha di bawah Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya kembali mengukuhkan kekuasaannya dan mempopulerkan ajaran Hindu, terutama sekte Siwaisme yang memuja Siwa sebagai dewa tertinggi.
2. Candi untuk Trimurti
Candi Prambanan didedikasikan untuk Trimurti, konsep Hindu yang mengagungkan tiga dewa utama:
• Brahma (dewa pencipta),
• Wisnu (dewa pemelihara),
• Siwa (dewa penghancur).
Dari ketiga dewa ini, Siwa memiliki peran yang paling penting dalam konsep spiritual di Candi Prambanan, sebagaimana terlihat dari candi terbesar di kompleks ini, yaitu Candi Siwa, yang menjadi pusat perhatian.
3. Masa Keemasan dan Pengembangan
Setelah Rakai Pikatan, pembangunan Candi Prambanan dilanjutkan oleh penerusnya, seperti Rakai Kayuwangi dan beberapa raja lainnya dari Dinasti Sanjaya. Pembangunan kompleks candi ini terus diperluas dan semakin rumit. Kompleks Prambanan yang terdiri dari beberapa candi utama serta candi-candi pendamping dirancang untuk menunjukkan kemegahan Dinasti Sanjaya dan supremasi agama Hindu pada saat itu.
Candi ini juga menunjukkan keahlian arsitektur yang tinggi. Relief-relief di candi ini menggambarkan kisah-kisah dari Ramayana, yang menunjukkan pengaruh budaya India yang kuat. Candi-candi di sekitar Prambanan juga menunjukkan bahwa tempat ini bukan hanya pusat ibadah, melainkan juga pusat pendidikan agama dan budaya Hindu.
4. Kemunduran dan Pengabaian
Pada abad ke-10, pusat kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur, yang menandai awal mula kemunduran Candi Prambanan. Ada beberapa teori tentang mengapa ibu kota dipindahkan, salah satunya adalah karena letusan Gunung Merapi yang menyebabkan kehancuran di sekitar wilayah Prambanan. Akibatnya, Candi Prambanan dan banyak candi lainnya di Jawa Tengah ditinggalkan dan mulai mengalami kerusakan secara perlahan.
Selama berabad-abad, Candi Prambanan nyaris terlupakan, tertutup oleh lapisan tanah dan tumbuhnya vegetasi. Penduduk setempat hanya mengetahui sedikit tentang reruntuhan candi ini, dan sering kali legenda Roro Jonggrang terkait dengan candi ini lebih dikenal daripada sejarah aslinya.
5. Penemuan Kembali dan Pemugaran
Candi Prambanan ditemukan kembali oleh para arkeolog Belanda pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1811, oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Colin Mackenzie, yang bertugas di bawah pemerintahan kolonial Inggris di Jawa. Namun, penemuan ini belum diikuti oleh upaya serius untuk memperbaiki dan melestarikan candi.
Baru pada tahun 1930-an, Pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan upaya pemugaran besar-besaran. Pemugaran ini dilakukan dalam beberapa tahap, dengan fokus utama pada Candi Siwa, yang merupakan candi terbesar dan terpenting. Pemugaran ini terus berlanjut hingga beberapa dekade, dengan beberapa bagian candi yang masih dalam proses perbaikan hingga sekarang. Proyek restorasi Candi Prambanan adalah salah satu proyek konservasi candi terbesar di Indonesia.
Namun, proses pemugaran seringkali menghadapi kendala karena banyak batu asli dari candi yang hilang. Penduduk setempat selama berabad-abad mungkin menggunakan batu-batu tersebut untuk bahan bangunan, sehingga banyak bagian candi yang harus direkonstruksi dengan bahan yang kurang lengkap.
6. Candi Prambanan sebagai Warisan Dunia UNESCO
Pada tahun 1991, Candi Prambanan diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia, yang menandai pentingnya candi ini baik dalam konteks sejarah Indonesia maupun dunia. Pengakuan ini membantu memacu upaya konservasi lebih lanjut dan menjadikan Prambanan sebagai salah satu destinasi wisata budaya terpenting di Asia Tenggara.
7. Gempa 2006 dan Restorasi Lanjutan
Pada tahun 2006, gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan pada beberapa bagian Candi Prambanan. Beberapa candi runtuh sebagian, dan retakan muncul di beberapa struktur. Pemerintah Indonesia, bersama dengan bantuan dari berbagai pihak internasional, segera melakukan upaya untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Hingga saat ini, proses restorasi terus berlanjut, dengan fokus pada menjaga keaslian struktur candi dan memulihkan bagian-bagian yang rusak akibat bencana alam maupun kerusakan alami lainnya.
8. Peran Candi Prambanan dalam Budaya dan Pariwisata
Candi Prambanan kini tidak hanya menjadi situs arkeologi dan tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan budaya, terutama melalui Sendratari Ramayana yang dipentaskan secara rutin. Pertunjukan ini menarik ribuan wisatawan dari seluruh dunia yang ingin merasakan kisah epik Ramayana di lokasi yang relevan secara historis.
Prambanan adalah simbol kekayaan budaya dan sejarah Indonesia, menggambarkan harmoni antara seni, agama, dan arsitektur. Sebagai salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, Candi Prambanan berdiri sebagai saksi bisu dari kejayaan masa lalu dan tetap menjadi ikon penting hingga saat ini.

Kompleks Candi Prambanan

Kompleks Candi Prambanan merupakan sebuah kawasan arkeologi yang luas, terdiri dari banyak candi yang dibangun dengan sangat terstruktur dan memiliki nilai sejarah serta keagamaan yang tinggi. Kompleks ini tidak hanya berfokus pada candi utama, tetapi juga meliputi berbagai candi pendamping serta fasilitas keagamaan lain yang semuanya menyatu dalam satu tata ruang yang megah. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai Kompleks Candi Prambanan:
1. Tata Letak dan Struktur Kompleks
Kompleks Candi Prambanan memiliki tata letak yang mencerminkan konsep kosmologi Hindu, dengan candi-candi utama berada di pusat dan dikelilingi oleh candi-candi yang lebih kecil. Tata letak ini melambangkan tatanan alam semesta, di mana pusat candi adalah tempat paling suci yang didedikasikan untuk para dewa, terutama Siwa, dewa utama dalam agama Hindu Siwaisme. Kompleks ini terdiri dari dua area utama:
• Halaman utama (pusat): Merupakan tempat berdirinya candi-candi besar yang didedikasikan untuk Trimurti (Siwa, Wisnu, dan Brahma) serta candi-candi pendukung.
• Halaman luar: Area ini mencakup beberapa candi kecil, lapangan terbuka, dan pagar yang mengelilingi kompleks candi.
2. Candi Utama
Di halaman utama, terdapat tiga candi besar yang merupakan candi utama dalam kompleks ini. Ketiga candi tersebut dibangun untuk memuja Trimurti, tiga manifestasi utama dalam agama Hindu, yaitu:
• Candi Siwa (Candi Rara Jonggrang):
o Ukuran dan Ketinggian: Candi Siwa adalah yang terbesar dan tertinggi di antara ketiga candi utama, dengan tinggi mencapai 47 meter.
o Fungsi: Candi ini didedikasikan untuk Dewa Siwa, dewa penghancur dalam konsep Trimurti Hindu.
o Isi: Di dalam candi ini terdapat arca Dewa Siwa dalam bentuk Mahadewa, yang merupakan patung terbesar di kompleks Prambanan. Di ruang utama, selain arca Siwa, terdapat juga arca Durga Mahisasuramardini, istri Siwa, yang menurut legenda dikenal sebagai Roro Jonggrang. Selain itu, terdapat arca Ganesha (anak Siwa) dan Agastya (seorang resi Siwa).
• Candi Wisnu:
o Ukuran dan Ketinggian: Candi Wisnu sedikit lebih kecil dari Candi Siwa dengan ketinggian sekitar 33 meter.
o Fungsi: Candi ini didedikasikan untuk Dewa Wisnu, dewa pemelihara alam semesta.
o Isi: Di dalamnya terdapat arca Dewa Wisnu yang berdiri tegak, melambangkan kekuatan pemeliharaan dalam agama Hindu. Relief-relief di dinding candi ini menggambarkan kisah Kresna, salah satu inkarnasi Wisnu.
• Candi Brahma:
o Ukuran dan Ketinggian: Candi Brahma memiliki ketinggian yang hampir sama dengan Candi Wisnu, yaitu sekitar 33 meter.
o Fungsi: Candi ini dipersembahkan untuk Dewa Brahma, dewa pencipta dalam Trimurti.
o Isi: Di dalamnya terdapat arca Dewa Brahma. Relief-relief di dindingnya menggambarkan kisah penciptaan dan berbagai cerita dari kitab Mahabharata.
3. Candi Pendamping
Selain candi utama, terdapat candi pendamping atau candi wahana yang terletak di depan setiap candi utama. Candi-candi ini merupakan tempat pemujaan bagi hewan kendaraan (wahana) dewa-dewa utama, yakni:
• Candi Nandi: Berada di depan Candi Siwa, candi ini didedikasikan untuk Nandi, lembu suci yang merupakan wahana (kendaraan) Dewa Siwa. Di dalam candi terdapat arca Nandi, serta arca Dewa Surya (dewa matahari) dan Dewa Chandra (dewa bulan), yang menaiki kereta masing-masing.
• Candi Garuda: Berada di depan Candi Wisnu, candi ini dipersembahkan untuk Garuda, burung suci dan wahana Dewa Wisnu. Garuda juga dikenal dalam berbagai mitologi Asia sebagai simbol kekuatan dan kebaikan.
• Candi Angsa: Berada di depan Candi Brahma, candi ini didedikasikan untuk Angsa, yang merupakan wahana Dewa Brahma. Angsa melambangkan kebijaksanaan dan kemurnian.
4. Candi Apit
Selain candi-candi utama dan pendamping, ada juga dua Candi Apit yang terletak di antara tiga candi utama. Candi-candi ini berfungsi sebagai pelengkap dalam struktur arsitektur kompleks, tetapi tidak terdapat patung atau relief penting di dalamnya.
5. Candi Perwara
Di luar candi utama, terdapat 224 Candi Perwara atau candi pendukung yang membentuk barisan di halaman luar kompleks. Candi-candi ini merupakan bagian dari struktur pertahanan spiritual dan fisik dalam konsep kosmologi Hindu, yang berfungsi untuk melindungi candi utama. Namun, sebagian besar dari candi perwara ini kini telah rusak, hanya sebagian kecil yang masih berdiri utuh. Dulu, candi-candi ini mungkin digunakan oleh para pendeta dan pemuja sebagai tempat persembahan dan pemujaan.
6. Relief dan Seni Ukir
Salah satu daya tarik utama kompleks Candi Prambanan adalah relief-relief yang diukir pada dinding candi. Relief ini merupakan karya seni luar biasa yang menggambarkan cerita dari kitab-kitab Hindu, termasuk Ramayana dan Mahabharata. Relief Ramayana yang menghiasi dinding Candi Siwa dan Candi Brahma adalah yang paling terkenal.
• Kisah Ramayana: Relief ini menceritakan epos Ramayana, termasuk kisah Rama, Sinta, dan Rahwana. Kisah tersebut melibatkan cinta, pengkhianatan, perang, dan penebusan, dan merupakan salah satu cerita Hindu paling penting. Di kompleks ini, kisah tersebut juga dihidupkan kembali dalam bentuk Sendratari Ramayana, sebuah pertunjukan tari tradisional yang populer diadakan di area candi.
7. Halaman dan Taman
Kompleks Candi Prambanan juga dikelilingi oleh taman-taman yang luas dan indah. Taman-taman ini memberikan ruang terbuka hijau yang nyaman untuk berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan candi. Beberapa bagian taman ini dilengkapi dengan tempat duduk, fasilitas foto, dan area bermain anak, menjadikan kompleks ini ramah untuk keluarga dan wisatawan dari berbagai kalangan.
8. Candi Lain di Sekitar Prambanan
Di sekitar Kompleks Candi Prambanan, terdapat beberapa candi lain yang merupakan bagian dari peninggalan kerajaan Mataram Kuno, antara lain:
• Candi Sewu: Terletak di sebelah utara Candi Prambanan, Candi Sewu merupakan candi Buddha terbesar di kawasan ini dan merupakan bagian dari sinkretisme (perpaduan) agama Hindu dan Buddha yang terjadi pada masa itu. Kompleks ini terdiri dari satu candi utama yang dikelilingi oleh 240 candi kecil.
• Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Gana: Ketiga candi ini merupakan candi-candi Buddha yang terletak di sekitar Prambanan, menambah bukti bahwa pada masa itu agama Buddha dan Hindu hidup berdampingan di Jawa Tengah.
9. Pemugaran dan Konservasi
Mengingat usianya yang sudah lebih dari seribu tahun, kompleks Candi Prambanan telah melalui berbagai tahap pemugaran dan konservasi. Pemugaran yang dilakukan bertujuan untuk menjaga kelestarian candi, terutama setelah bencana alam seperti gempa bumi. Meskipun banyak candi di kompleks ini yang mengalami kerusakan, upaya terus dilakukan untuk memulihkan kemegahan asli Candi Prambanan.
Kompleks Candi Prambanan adalah contoh luar biasa dari arsitektur Hindu di Indonesia, dengan struktur tata letak yang mencerminkan filosofi Hindu tentang kosmos. Candi-candi utama, pendamping, dan perwara semuanya saling terkait dalam menciptakan sebuah pusat spiritual yang mencerminkan keagungan agama Hindu di masa lalu. Kombinasi antara seni arsitektur, relief yang indah, dan sejarah panjang menjadikan Candi Prambanan sebagai salah satu warisan budaya dan situs arkeologi paling penting di Asia Tenggara.

Ciri Arsitektur Candi Prambanan

Arsitektur Candi Prambanan mencerminkan salah satu pencapaian tertinggi dalam seni bangunan candi Hindu di Indonesia, dengan struktur yang megah, relief yang rumit, serta simbolisme kosmologis yang mendalam. Dibangun dengan teknik yang canggih pada abad ke-9 Masehi oleh Dinasti Sanjaya, arsitektur Candi Prambanan menunjukkan perpaduan antara seni, agama, dan sains. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai arsitektur Candi Prambanan:
1. Gaya Arsitektur Hindu
Arsitektur Candi Prambanan berakar pada tradisi Hindu dan dipengaruhi oleh gaya arsitektur India, khususnya dari kerajaan-kerajaan India Selatan. Kompleks candi ini dibangun dengan konsep Mandala, yang melambangkan alam semesta dalam agama Hindu. Candi-candi utama berada di pusat sebagai representasi gunung suci Meru, yang diyakini sebagai tempat tinggal para dewa. Selain itu, arsitektur candi didesain dengan struktur yang menjulang tinggi, melambangkan hubungan spiritual antara bumi dan surga.
2. Struktur Candi yang Menjulang Tinggi
Salah satu ciri khas arsitektur Candi Prambanan adalah bentuknya yang menjulang tinggi, terutama pada Candi Siwa, candi terbesar dan tertinggi di kompleks ini dengan ketinggian sekitar 47 meter. Desain ini mencerminkan konsep meru atau gunung kosmik, pusat alam semesta dalam kepercayaan Hindu, di mana dewa-dewa tinggal di puncaknya. Candi yang menjulang tinggi juga menekankan vertikalitas, sebagai simbol penghubung antara dunia manusia dengan alam dewa.
• Bentuk Piramida: Candi-candi utama dirancang dengan struktur bertingkat seperti piramida yang semakin mengecil ke atas, menciptakan efek visual yang dramatis. Bentuk ini memberikan kesan bahwa candi “menusuk” langit, simbol pengangkatan spiritual.
• Stupa di Puncak: Setiap candi utama diakhiri dengan stupa atau menara kecil di puncaknya, menekankan fokus ke arah vertikal dan memberikan bentuk akhir yang elegan.
3. Material Bangunan
Candi Prambanan dibangun dari batu andesit, jenis batu yang diambil dari gunung berapi di sekitar Jawa. Batu ini dipotong dan dipasang dengan presisi tinggi, tanpa menggunakan semen atau perekat lain, tetapi melalui teknik sambungan kering (dry masonry). Arsitek-arsitek pada masa itu menggunakan sistem interlocking, di mana batu-batu saling terkait sehingga menghasilkan bangunan yang kokoh dan stabil.
4. Susunan Ruang Candi
Kompleks Candi Prambanan dirancang dengan tiga zona utama yang memiliki simbolisme religius yang kuat, mencerminkan kosmologi Hindu:
• Bhurloka (dunia bawah): Merupakan halaman luar yang menggambarkan dunia fana tempat manusia hidup. Zona ini mencerminkan dunia material yang dipenuhi oleh nafsu dan keinginan manusia. Di area ini terdapat candi-candi kecil atau perwara yang dikelilingi oleh pagar batu.
• Bhuvarloka (dunia tengah): Bagian tengah kompleks yang menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan. Ini adalah tempat para pendeta atau pengikut yang telah mencapai kesucian lebih tinggi. Pada bagian ini terdapat candi utama dan candi pendamping.
• Svarloka (dunia atas atau surga): Pusat dan puncak tertinggi kompleks candi, yang mewakili kediaman para dewa. Ini direpresentasikan oleh candi-candi utama, terutama Candi Siwa, yang dianggap sebagai pusat spiritual.
5. Candi Utama dan Detil Arsitektural
Candi Prambanan memiliki tiga candi utama (Trimurti), yaitu Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu, yang mewakili tiga aspek utama dalam Hindu: penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran. Setiap candi utama memiliki ciri arsitektural dan dekorasi yang unik:
• Candi Siwa (47 meter): Merupakan candi terbesar dan paling menonjol, didedikasikan untuk Dewa Siwa, dewa penghancur. Candi ini terdiri dari beberapa ruangan, termasuk ruangan utama yang berisi arca Siwa Mahadewa. Di dalam candi ini juga terdapat arca Durga (istri Siwa, yang dianggap sebagai Roro Jonggrang dalam legenda lokal), Ganesha, dan Agastya.
• Candi Brahma (33 meter): Terletak di sebelah selatan Candi Siwa dan didedikasikan untuk Dewa Brahma, dewa pencipta. Di dalamnya terdapat satu arca Brahma dengan empat kepala yang melambangkan kebijaksanaan dan penciptaan.
• Candi Wisnu (33 meter): Terletak di sebelah utara Candi Siwa dan didedikasikan untuk Dewa Wisnu, dewa pemelihara. Arsitekturnya lebih sederhana dibandingkan Candi Siwa, namun sangat simetris dan elegan, dengan arca Wisnu sebagai pusatnya.
Candi-candi pendamping yang lebih kecil, seperti Candi Nandi (lembu suci, kendaraan Siwa), Candi Garuda (kendaraan Wisnu), dan Candi Angsa (kendaraan Brahma), juga memiliki desain yang mencerminkan hubungan mereka dengan dewa utama yang disembah di candi utama.
6. Relief dan Ukiran
Salah satu aspek arsitektur paling menonjol dari Candi Prambanan adalah relief-relief yang menghiasi dinding-dinding candi. Relief ini mencerminkan cerita-cerita epik dari kitab-kitab suci Hindu dan memberikan wawasan tentang kehidupan religius serta kosmologi Hindu pada masa itu. Dua relief yang paling terkenal di Candi Prambanan adalah:
• Relief Ramayana: Relief ini terletak di dinding luar Candi Siwa dan Candi Brahma. Relief ini menceritakan kisah epik Ramayana, kisah cinta, pengorbanan, dan pertempuran antara Rama melawan Rahwana untuk menyelamatkan Sinta. Ukiran yang detail menunjukkan keterampilan seni yang luar biasa dari para seniman masa itu.
• Relief Kresna: Di Candi Wisnu, terdapat relief yang menceritakan kisah Kresna, salah satu inkarnasi Dewa Wisnu. Kresna dianggap sebagai penyelamat dan pelindung dunia dari kekacauan, yang sangat relevan dengan fungsi Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara.
7. Stupa dan Hiasan Puncak
Di puncak setiap candi utama terdapat stupa atau mahkota candi, yang memberikan efek visual yang indah dan dramatis. Bagian puncak ini didesain untuk melambangkan keterhubungan antara dunia spiritual dan fisik. Stupa-stupa ini berfungsi tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga sebagai simbol spiritualitas yang mengarah ke surga, menekankan konsep pencapaian pencerahan dalam agama Hindu.
8. Simetri dan Geometri
Candi Prambanan terkenal karena kesimetriannya yang luar biasa. Setiap candi dan elemen arsitektural dirancang dengan perhitungan geometri yang tepat, menciptakan harmoni visual yang memukau. Kesimetrian ini tidak hanya terlihat pada tata letak candi, tetapi juga pada relief-relief yang diukir dengan proporsi yang sempurna.
9. Teknik Konstruksi
Candi Prambanan dibangun menggunakan teknik konstruksi yang canggih pada masanya. Para insinyur dan tukang batu pada masa itu memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknik penguncian batu (interlocking stones). Ini memungkinkan candi-candi berdiri tanpa menggunakan perekat buatan, seperti semen. Batu-batu dipasang dengan sangat presisi sehingga saling mengunci satu sama lain, menciptakan struktur yang kokoh dan tahan terhadap gempa, meskipun beberapa bagian rusak akibat gempa di kemudian hari.
10. Pengaruh Kosmologi Hindu
Konsep arsitektur Prambanan sangat dipengaruhi oleh kosmologi Hindu, yang terbagi dalam tiga dunia: dunia bawah (Bhurloka), dunia tengah (Bhuvarloka), dan dunia atas (Svarloka). Pusat candi utama mewakili gunung Meru, tempat tinggal para dewa, sedangkan halaman luar melambangkan dunia material tempat manusia hidup. Struktur ini mengandung makna simbolis tentang perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan dan kehidupan setelah mati di alam dewa.
11. Inovasi Arsitektural
Salah satu inovasi penting dalam arsitektur Candi Prambanan adalah penggunaan halaman bertingkat. Ini berarti ada perbedaan ketinggian antara zona luar dan zona dalam kompleks, dengan candi-candi utama ditempatkan pada tingkat yang lebih tinggi, memberikan kesan dominasi dan kesakralan yang lebih besar. Desain ini juga memberikan tampilan visual yang lebih dinamis dan megah dari jarak jauh.
Arsitektur Candi Prambanan adalah sebuah karya seni yang menggabungkan keindahan estetika dengan simbolisme spiritual yang mendalam. Struktur yang menjulang tinggi, ukiran yang rumit, serta tata letak kosmologis yang harmonis menjadikan Candi Prambanan salah satu situs warisan budaya yang paling menakjubkan di dunia. Ini bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga representasi fisik dari kepercayaan, nilai, dan pengetahuan arsitektur tinggi pada masa itu.

Legenda Roro Jonggrang

Candi Prambanan juga terkenal dengan legenda Roro Jonggrang, seorang putri yang meminta seorang pangeran, Bandung Bondowoso, untuk membangun seribu candi dalam semalam jika ingin menikahinya. Ketika hampir selesai, Roro Jonggrang menggagalkan usaha Bandung Bondowoso dengan menipu agar ayam berkokok lebih cepat. Akibat kemarahan pangeran, Roro Jonggrang dikutuk menjadi arca di Candi Siwa.
Pertunjukan Sendratari Ramayana
Salah satu atraksi menarik di Candi Prambanan adalah Sendratari Ramayana, sebuah pertunjukan tari tradisional yang mengisahkan epos Ramayana. Pertunjukan ini digelar di panggung terbuka dengan latar belakang Candi Prambanan yang spektakuler, terutama saat malam hari. Wisatawan dapat menyaksikan tarian dan cerita yang ditampilkan dengan apik dan diiringi gamelan tradisional.
Fasilitas Wisata
Candi Prambanan telah menjadi destinasi wisata yang populer, dan di sana tersedia berbagai fasilitas bagi para pengunjung, termasuk:
• Area parkir luas
• Pusat informasi dan museum yang memberikan wawasan lebih lanjut tentang sejarah candi.
• Taman yang indah dan rapi, cocok untuk berjalan-jalan santai.
• Warung makan dan toko suvenir yang menjual barang-barang khas.
Akses Lokasi
Candi Prambanan berlokasi di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tempat ini sangat mudah diakses karena terletak di jalur utama Yogyakarta-Solo:
• Dari Yogyakarta, Candi Prambanan dapat dijangkau sekitar 17 km ke arah timur, sekitar 30 menit berkendara.
• Dari Solo, jaraknya sekitar 40 km ke arah barat, dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam.
Harga Tiket dan Jam Operasional
• Jam buka: Candi Prambanan buka setiap hari, mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB.
• Harga tiket masuk: Biasanya tiket masuk untuk wisatawan lokal dan mancanegara berbeda. Untuk wisatawan domestik, harga tiket masuk sekitar Rp50.000 (dewasa) dan Rp25.000 (anak-anak). Untuk wisatawan asing, sekitar Rp375.000.
Tips Berkunjung
• Datang lebih awal di pagi hari untuk menikmati suasana lebih tenang dan nyaman.
• Jangan lupa membawa topi, payung, atau sunscreen, karena area candi cukup terbuka dan panas.
• Patuhi peraturan dan larangan yang ada di sekitar kompleks candi untuk menjaga kelestarian situs bersejarah ini.
Candi Prambanan tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur, namun juga pengalaman budaya dan sejarah yang kaya. Wisatawan dapat menikmati keindahan candi sekaligus mempelajari budaya Hindu Jawa yang mempengaruhi pembangunannya. Untuk kemudahan dan kenyamanan mengunjungi Candi Prambanan ini, Anda bisa menggunakan paket wisata Klaten  kami.

Back to Top
WA
Email