Teknik Angle Foto Selfie di Tugu Jogja

Paris punya Eiffel, London punya Big Ben dan Jogja punya Tugu Jogja. Yup! Landmark kota Pelajar ini terletak tepat di tengah-tengah ibukota Daerah Istimewa Jogjakarta. Uniknya, mengambil foto Tugu Jogja justru lebih afdol dilakukan pada malam hari bahkan ketika jalanan hanya tinggal dilewati oleh beberapa mobil saja. Mungkin karena siang hari jalan di sekitaran Tugu terlalu ramai oleh kendaraan berlalu-lalang. Jika dulu setiap orang dapat berfoto berdampingan tepat dengan Tugu, sekarang tidak bisa lagi karena dibangun pagar di sekeliling Tugu. Tapi tetap saja hal itu tidak menyurutkan antusiasme banyak orang untuk eksis berfoto di Tugu dan memamerkannya di media sosial sebagai bukti pernah menginjak bumi Jogja.

Tugu Jogja dan Sejarahnya

Sejarah Tugu Jogja cukup menarik jika disimak dan telah mengalami begitu banyak perjalanan waktu. Seperti namanya, Tugu Jogja merupakan ikon kota Yogyakarta, merupakan sebuah tugu tepat di tengah kota. Tampilannya cukup sederhana dengan warna putih secara keseluruhan dan puncak keemasan. Tugu ini didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756. Tugu yang di tengah kota ini menjadi bagian dari monumen bersejarah karena menjadi symbol perlawanan rakyat Jogja melawan penjajahan Belanda. Tugu ini menjadi simbol persatuan rakyat Yogyakarta melawan penjajahan pada masa itu. Di saat tugu ini dibangun, juga terjadi pemisahan kerajan Mataram yang akhirnya menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Ada alasannya mengapa tugu yang sederhana berwarna putih ini (dengan puncak emas dan garis emas) diberi warna tersebut. Putih melambangkan kebersihan dan kesucian jiwa masyarakat Yogyakarta yang kala itu membela kota yang mereka cintai dari cengkeraman Belanda. Warna emas sendiri melambangkan hasil yang mulia dan cemerlang. Fakta menarik lainnya adalah, tidak hanya tugu ini mempunyai nilai simbolisnya tersendiri, ada garis yang bersifat magis menghubungkan Gunung Merapi, kraton Jogja, dan laut selatan jika ditarik dari tugu ini. Jika ditarik sebuah garis lurus dari daerah AM Sangaji, akan bertemu dengan Gunung Merapi. Jika ditarik ke arah utara, akan terhubung ke arah Malioboro.

Awalnya, bentuk tugu adalah gilig, atau silinder yang memiliki tinggi 25 meter dengan puncak berbentuk golong atau bola. Oleh sebab itu, awalnya tugu ini disebut sebagai tugu golong gilig. Tugu ini memiliki filosofi Manunggaling Kawulo Gusti atau bersatunya raja dengan rakyatnya. Pada tahun 1867, terjadi gempa besar yang menghancurkan banyak bangunan, termasuk tugu tersebut. Renovasi yang dilakukan pada tahun 1889, sayangnya, mengubah bentuk tugu menjadi bentuk sekarang yang kita kenal.

Selfie di Tugu Jogja

Sebagai ikon kota Yogyakarta, wajar jika tugu Jogja sering dipakai sebagai latar belakang foto. Bahkan di jaman sekarang, banyak sekali yang selfie dengan latar belakang tugu. Karena bentuknya yang khas, tentu saja akan mudah mengetahui bahwa foto tersebut diambil di sekitar tugu dan berlokasi di Yogyakarta – meski tidak ada keterangan tentang foto tersebut.  Dan sebetulnya tidak diperlukan tehnik khusus untuk berfoto di sekitar tugu dengan latar belakang struktur tersebut. Namun tidak ada salahnya jika Anda bisa mengingat beberapa hal penting yang berkaitan dengan lokasi tugu tersebut.

Berfoto dengan Aman

Pertama, karena berlokasi di tengah kota dan tepat di perempatan jalan, akan sulit mencapai tugu tersebut pada siang hari. Dengan lalu lintas Jogja yang cukup padat dan ramai, Anda mungkin tidak hanya membahayakan diri Anda tapi juga pengguna jalan lain jika Anda memaksa untuk berfoto di sekitar lokasi. Namun, lain halnya dengan malam hari karena lalu lintasnya cukup sepi. Banyak wisatawan yang bahkan rela datang ke tugu dan berfoto di tengah malam demi menghindari kepadatan lalu lintas dan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Lagipula, kondisi tugu saat malam mungkin lebih menarik karena ada banyak lampu yang menghiasi sekitarnya.

Kedua, karena letak tugu yang tepat di tengah kota dan dapat diakses oleh siapapun, Anda dapat menikmatinya dengan gratis. Tidak perlu membayar tiket masuk atau sejenisnya karena akses tugu terbuka bagi siapapun. Ketiga, meski tugu ini terbuka untuk umum dan bida dijadikan sebagai latar belakang, tidak berarti Anda boeh merusaknya. Hindari menginjak atau melakukan kerusakan (baik besar maupun kecil). Ingat, ini merupakan salah satu simbol sejarah jadi akan beradab jika Anda pun menghormatinya. Keempat, salah satu teknik mengambil foto tugu Jogja adalah dengan memastikan bagian cirri khasnya masuk ke dalam foto – meskipun Anda harus mengambil dalam posisi vertical, horizontal, atau bahkan miring.  Kelima, jangan lupa untuk selallu berhati-hati. Ingat, Anda berada di property milik umum. Kadang, kita mudah lupa bahwa ada orang lain juga yang ingin menikmatinya. Pastikan Anda berhati-hati terutama jika Anda bepergian secara berkelompok dan dalam jumlah yang besar.

Berwisata Menyenangkan dan Aman di Yogyakarta

Tidak ada salahnya jika Anda menngadakan atau mengikuti wisata sejarah ketika berkunjung ke Yogyakarta. Jika Anda mengikuti kegiatan semacam ini, Anda akan dibawa ke tempat-tempat bersejarah yang menyimpan peninggalan masa lalu, saksi bisu peradaban manusia yang makin berkembang. Jika Anda berwisata bersama keluarga, mengikuti wisata jenis ini akan menambah wawasan Anda – dan mengajari anak Anda mengenai pentingnya menghargai peninggalan sejarah. Ada banyak sekali tempat menarik yang bisa Anda kunjungi seperti Taman Sari, Keraton Yogyakarta, dan sebagainya. Kebanyakan wisatawan akan berkunjung ke candi Borobudur, tapi tidakkah Anda merasa bahwa hal ini semakin umum dan biasa? Semakin ‘mainstream’, seperti kata banyak orang. Jika Anda mencoba sesuatu yang berbeda, cobalah mengikuti tour atau paket wisata Jogja jenis ini. Siapa tahu Anda menyukainya dan akan melakukannya lagi? Lagipula, tidak ada salahnya mengunjungi tempat bersejarah seperti tugu Jogja ini bukan?

Tiket masuk            : Gratis
Alamat                    : Jalan Jendral Sudirman, Gowongan, Jetis
Koordinat GPS       : -7.782857, 110.367076