Koleksi Museum Dewantara Kirti Griya dan Apa Isih Rumahnya?

Lahir dari keturunan Raja, Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau melepas gelar identitas kebangsawanannya dan mengganti namanya dengan Ki Hajar Dewantara. Sebagai lulusan salah satu universitas ternama di Belanda, beliau punya bekal akademis yang mumpuni dan mengantarkan beliau sebagai salah satu pendiri Gerakan Tiga Serangkai yang beranggotakan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Dr. Douwes Dekker. Gerakan yang dilatarbelakangi untuk melawan Hindai Belanda ini mendapat dukungan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, ketige pendiri dikenal sebagai pahlawan di ranah politik dan pendidikan serta dikenang setiap hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei.

Nama Museum Dewantara Kirti Griya dipilih berdasarkan artinya yang sesuai dengan jiwa dari museum ini. Nama tersebut berarti rumah atau tempat yang didalamnya terisi rekaman dan karya-karya dari Ki Hajar Dewantara.

Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya

Masyarakat Jogja mengenang jasa-jasa luar biasa dari Ki Hajar Dewantara tidak hanya setiap tanggal 2 Mei tetapi juga dengan mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya yang dirancang dan didirikan secara khusus. Diresmikan pada tahun 1970, museum ini kini dikunjungi oleh ratusan pengunjung setiap minggunya. Pendirian museum ini diprakarsai sendiri oleh Ki Hajar Dewantara yang ingin menyebarkan pemikirannya dan menginspirasi berbagai kalangan di tanah air. Oleh para pengagumnya, museum ini diibaratkan sebagai sebuah media yang menceritakan mengenai kehidupan dari Ki Hajar Dewantara atau lebih tepatnya sebagai sebuah biografi. Alih-alih biografi berbentuk buku yang banyak beredar, biografi kali ini justru lebih unik karena berbentuk sebuah museum.

Biografi Ki Hajar Dewantara dalam Sebuah Museum

Memasuki area museum, pengunjung akan disambut oleh bangunan bergaya kuno yang dipayungi oleh pepohonan lebat. Museum ini tidak mengenakan biaya bagi siapapun yang ingin berkunjung dan melihat-lihat koleksi berbagai barang sejarah yang tersimpan apik di dalamnya. Pengunjung hanya diwajibkan untuk mengisi buku tamu. Cara yang menarik untuk menghabiskan waktu di kala liburan di kota Pelajar Yogyakarta. Museum khusus memorial yang telah berumur lebih dari 40 tahun ini berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, meneliti, merawat serta mengkomunikasikan berbagai Peninggalan sejarah Ki Hajar Dewantara termasuk benda bukti ajaran hidup dan perjuangan KI Hajar Dewantara termasuk Tamansiswa, lembaga pendidikan yang didirikan oleh beliau sendiri.

Museum Dewantara Kirti Griya memiliki visi untuk turut serta melestiarikan ajaran hidup dan nilai perjuangan dari Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan dan memperkuat pendidikan dan kebudayaaan. Sedangkan misi dari museum ini sendiri adalah untut berpartisipasi dalam menginformasikan dan mengembangkan koleksi benda sejarah peninggalan beliau untuk berbagai kepentingan termasuk penelitian, studi dan juga rekreasi bagi masyarakat umum.

Selain museum, beberap museum bersejarah lain yang patut dikunjungi di Jogja termasuk Museum Nasional Jogja, Museum Batik Yogyakarta, Museum Perjuangan Yogyakarta.

Koleksi Museum Dewantara Kirti Griya

Tersimpan apik di dalam monumen Ki Hajar Dewantara, terdapat koleksi benda-benda yang menceritakan kehidupan Ki Hajar Dewantara sejak lahir hingga wafat termasuk buku, foto, perlengkapan kerja serta masih banyak lagi. Foto-foto yang menggambarkan keadaan beliau dari kecil, dewasa hingga masa tua terpampang dengan jelas di berbagai sudut museum. Terlihat bagaimana kesederhanaan beliau terlepas dari asal-usulnya yang berasal dari keluarga kerajaan. Berbagai foto dengan sosok beliau di dalamnya juga memperlihatkan bahwa beliau selalu memberikan perhatian yang lebih pada bidang pendidikan dan kebudayaan dalam rangka turut membangun Indonesia.

Di salah satu sudut rumah Ki Hajar Dewantara, koleksi buku berusia puluhan tahun masih nampak apik. Sebagian merupakan hasil karya dari Ki Hajar Dewantara dan sebagian yang lain merupakan buku-buku favorit beliau yang kerap beliau baca semasa masih hidup diantaranya buku berbahasa Belanda seperti  “Een Voor Allen maar Ook Allen Voor een” atau Satu untuk Semua dan Semua untuk Satu dalam bahasa Indonesia dan buku “Aik Ike ends Nederlander was” atau berjudul Andai Aku Orang Belanda. Kedua buku tersebut termasuk buku populer yang banyak dibaca oleh kalangan intelektual.

Terdapat total 3.000 buah koleksi yang tersimpan di dalam Museum Dewantara Kirti Griya yang hingga kini masih berada dalam kondisi apik dan layak dipamerkan. Berbagai koleksi benda bersejarah tersebut tentunya menjadi media yang tepat untuk diperkenalkan pada generasi muda agar memahami dan memiliki nilai perjuangan yang dulu pernah dimiliki oleh Ki Hajar Dewantara.

Alamat                  : Jl. Taman Siswa No 31

Koordinat GPS   : -7.805188, 110.378158

No Telepon        : (0274) 377459

Tiket Masuk       : Gratis