Hal – Hal Menarik di Balik Candi Kalasan

Lokasi candi di kawasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saling berdekatan. Misalnya Candi Prambanan dan Candi Boko kemudian Candi Sari dengan Candi Kalasan serta candi-candi lainnya. Terlepas dari peristiwa sejarah bagaimana hal tersebut terjadi, meloncat di masa kini, kedekatan lokasi justru semakin memberikan keuntungan. Artinya sekali berkunjung bisa langsung singgah ke beberapa candi. Tentu sangat menguntungkan bagi pengunjung yang berasal dari luar kota atau luar Jogja. Hemat waktu dan biaya tentunya.

 

Mengenal Candi Kalasan

Candi Kalasan bisa dikunjungi sekitar 16 km ke timur dari Kota Yogyakarta tepatnya di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, DIY. Itulah mengapa candi ini dikenal juga dengan nama Candi Kalibening. Jika sebelumnya Anda mengunjungi Candi Sari maka candi ini tidak terlalu jauh lokasinya. Jadi Anda bisa juga sekaligus mengunjunginya. Apalagi kedua candi tersebut memiliki kemiripan,, mullai dari kehalusan pahatan, keindahan bangunan serta penggunaan vajralepa atau bajralepa untuk melapisi ornamen maupun relief pada dinding luar candi.

 

Sebagaimana Candi Ratu Boko yang awalnya digunakan sebagai tempat peribadahan umat Budha begitu pula dengan Candi Kalibening. Berdasarkan yang tertulis pada Prasasti Kalasan dikatakan bahwasanya para penasehat agama pada Wangsa Syailendra memberikan saran Maharaja Tejapurnama Panangkarana agar mendirikan bangunan suci yang digunakan untuk memuja Dewi Tara. Dan juga biara bagi para pendera Budha. Hingga kini umat Budha terutama aliran Budha Tantrayana dan pemuja Dewi Tara masih melakukan pemujaan di candi tersebut.

 

Mengalami Tiga Kali Pemugaran

 

Beberapa candi setelah ditemukan biasanya dipugar maupun direkonstruksi kembali. Ada yang membutuhkan waktu sebentar ada pula yang membutuhkan waktu lama seperti yang terjadi pada  Candi Sambi Sari yang membutuhkan waktu hampir 8 windu untuk menyelesaikan proses penyusunan kembali.

 

Candi Kalasan sendiri menurut para ahli purbakala diprediksi telah mengalami pemugaran setidaknya hingga tiga kali. Hal ini berdasarkan adanya tonjolan yang terlihat dari empat sudut kaki candi. Selain itu terdapat semacam perijinan yang dibuat untuk melakukan pemugaran pada 1927 hingga 1929 oleh seorang arkeolog Belanda yang bernama Van Romondt.

 

Ukuran Candi Kalasan

 

Setiap candi memiliki ukuran yang berbeda. Antara Candi Sari dan Candi Barong tentu memiliki ketinggian maupun lebar yang berbeda. Candi Kalibening memiliki ketinggian hingga 34 m. Candi ini berdiri di atas alas yang memiliki bentuk persegi berukuran 45 x 45 m. Alas ini yang membentuk selasar pada sekeliling candi. Secara keseluruhan candi memiliki bentuk empat persegi panjang dengan tinggi dan lebar masing-masing 34 x 45 m. Kemudian pada bagian atas candi ada yang berbentuk kubus. Benda tersebut merupakan lambang puncak Meru. Bagian puncak tersebut dikelilingi 52 stupa yang memiliki tinggi rata-rata sekitar 4.60 m.

 

Candi ini terdiri dari empat pintu yang berada pada empat sisi namun tidak semua pintu bisa menuju ruang utama yang berada di bagian tengah candi. Hanya bagian pintu timur yang merupakan pintu masuk ruang utama. Pada dinding candi terdapat cekungan dimana masing-masing berisi arca. Sayangnya ada beberapa arca yang sudah tidak berada di tempatnya lagi.

 

Uniknya di bagian atas masing-masing pintu maupun cekungan terdapat pahatan dengan motif Kala. Kemudian tepat di bagian atas ambang pintu tepatnya bagian bawah pahatan Kalamakara terlihat hiasan miniatur wanita yang sedang bersila sambil memegang sebuah benda di kedua belahan tangannya. Sedangkan relung sebelah kiri dan kanan terdapat sesosok dewa yang sedang memegang bunga teratai.

 

Candi Budha Tertua

 

Candi Kalibening atau Candi Tara dibangun sebagai persembahan kepada Dewi Tara. Hal ini dibuktikan ketika masuk di ruang utama candi yang berbentuk persegi, Anda akan menemukan batu yang disusun bertingkat. Susunan batu tersebut merupakan tempat dimana patung Dewi Tara diletakkan. Patung tersebut diperkirakan setinggi 6 meter dan terbuah dari perunggu.

 

Selain itu di belakang susunan batu tersebut, menempel dinding bagian barat juga terdapat semacam altar untuk pemujaan. Itulah mengapa Candi Tara merupakan candi Budha tertua yang ada di Yogyakarta. Candi ini dibangun sebelum candi gebang maupun candi lainnya.

 

Candi Tara dibangun para masa Raja Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran merupakan bagian dari dinasti Syailendra. Nah, Dinasti Syailendra merupakan perencana pendirian Candi Borobudur. Tidak menyangka bukan? Jadi jangan ragu untuk berkunjung ke Candi Kalasan dan menemukan berbagai hal menarik lainnya yang mungkin belum Anda ketahui.